Usai dua minggu sebelumnya, mengikuti test AcEPT UGM, tibalah saat Ujian PAPs UGM. Saya pun ingin membagi pengalaman saya mengikuti tes ini, setelah beberapa waktu lalu memposting pengalaman tes AcEPT UGM. Tes yang soalnya lebih mengerikan daripada tes AcEPT, menurut saya hehe…
Sama seperti Test AcEPT, tes PAPs juga ditujukan untuk mengukur kemampuan akademik seseorang untuk melanjutkan jenjang pendidikan S2/S3 di UGM. Tes ini dibagi dalam tiga kemampuan, yaitu verbal, kuantitatif, dan penalaran.Soal-soalnya mirip dengan tes potensi akademik pada umumnya hanya dengan tingkat kesulitan lebih tinggi tentunya. Dahi saya pun langsung berkerut begitu membaca soalnya. Soal macam apa ini? hehe… *lebay
Persiapan saya menghadapi tes PAPs bisa dianggap menggampangkan daripada tes AcEPT. Sebab, saya terlalu percaya diri setelah membaca salah satu point di website PAPs UGM. Di point ke-15 tertulis, “UPAP tidak pernah memberikan pelatihan maupun menjual soal tes PAPs karena pada dasarnya tes TPA tidak dilatihkan!”. Saya hanya berbekal keyakinan bahwa saya bisa!
Namun, begitu menghadapi soalnya, penyesalan selalu datang terlambat. Saya merasa begitu bodoh. Harusnya jika saya latihan lebih keras, pastinya tidak banyak jawaban yang kosong. Pada tes kemampuan verbal, kemampuan kosakata, sangat penting. Menurut saya, modal mengerjakan tes ini adalah banyak membaca misalnya artikel, koran bahkan menyaksikan berita di televisi maupun banyak berlatih soal Tes TPA namun dengan kesulitan yang sama.
Pada kemampuan kuantitatif, seringnya latihan akan sangat membantu memecahkan soal. Meskipun soalnya tidak sama tapi setidaknya alam bawah sadar kita sudah terbiasa dan bisa merumuskan pola-pola/rumus matematika. Dan, pada kemampuan penalaran adalah yang penting teliti.
Yang terpenting, singkirkan pikiran kalau kita tidak bisa mengerjakan. Cermati soal, maka otak akan memecahkannya. Sangat penting untuk menghargai kemampuan kita sendiri.
Selesai mengerjakan soal, saya pasrah. Ketakutan saya adalah saya tidak lulus. Alhamdulillah, begitu skor keluar saya lolos dari nilai minimum yang dipersyaratkan yaitu 500. Saking bahagianya hingga air mata saya menitik. Nilai saya 556. Ada beberapa yang lebih tinggi. Selain kemampuan mereka yang di atas rata-rata, saya yakin mereka belajar dengan keras. Saya bahagia saya lulus karena saya tak menyangka lulus banyak jawaban yang kosong. Namun, yang masih mengganjal adalah jika saya belajar lebih tekun dan tidak gagal fokus saat persiapan tentu nilai saya lebih tinggi. So, teman-teman semua semoga bisa mengambil pelajaran dari pengalaman saya. Jangan menyepelekan apapun!
Untuk informasi tes ini selengkapnya bisa langsung klik laman PAPs UGM.
Keep fighting, Dear 🙂