“Bagaimana kamu melihat Gramedia dan dunia Digital?”
Sebuah kota tak dianggap kota kecil jika terdapat Toko Buku Gramedia. Begitulah domain yang beredar secara luas di masyarakat. Toko buku tolok ukur bacaan orang Indonesia.
Sebelum era teknologi digital merajai, Gramedia adalah raja toko buku. Dipajang di rak-rak gramedia merupakan hal yang ampuh dalam dunia pemasaran. Seiring berkembangnya era digital, Gramedia mau tak mau harus larut di dalamnya.
Mulanya website sudah dianggap cukup untuk mewakili dan melengkapi keberadaan toko offline. Namun, ternyata itu tidak cukup, perlu diikuti penjualan online dan promosi melalu media sosial.
Sekarang sudah banyak toko buku online di dunia maya. Tak sungkan-sungkan, potongan diskon pun diberikan. Kemudahan transfer, tak perlu meluangkan waktu lebih terlebih bagi mereka dengan jam kerja yang padat, membuat mereka memilih opsi toko online ini.
Gramedia pun jeli melihat ini. Dari toko offline bergerak ke online www.gramedia.com. Tentu, dengan nama besarnya, calon konsumen akan lebih trust mengadakan transaksi dibanding toko online yang lain. Meski acap adanya diskon kerap menjadi pertimbangan utama untuk memilih penjual.
Dari toko online pun kembali berkembang ke pemanfaatan media sosial. Mengingat jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 88.1 juta jiwa di akhir 2014. Dari angka tersebut 87.4 persen di antaranya mengaku gemar mengakses ke media sosial (Sumber: http://www.cnnindonesia.com). Media sosial yang dimiliki Gramedia di antaranya fanpage facebook Gramedia Store, twitter @gramediabooks, maupun instagram Gramedia hingga LINE Gramedia Official.
Gramedia harus jeli melihat pangsa ini. Kebanyakan pengguna media sosial mengikuti timeline/status untuk mencari informasi. Dari timeline ini Gramedia bisa melakukan strategi marketing. Bukan cuma iklan buku-buku terbaru. Para pengguna internet menginginkan hal yang lebih. Di antaranya isi buku tersebut hingga siapa penulisnya.
Cara yang biasa digunakan adalah memberikan ringkasan buku melalui timeline atau mencuplik quote dari buku. Nah, jika ditambah biografi si pengarang ini akan lebih menarik.
Sama halnya dengan menarik calon konsumen ke toko offline melalui event, bazar, pameran, trik-trik tersebut juga penting dilakukan dalam dunia maya. Misalnya, adanya kuis atau giveaway hingga lomba selfie dengan buku dan review. Sebab, tak jarang yang aktif di media sosial adalah pemburu kuis. Peluncuran buku baru seperti yang saya ikuti akhir-akhir ini kerap diiringi dengan giveaway dengan memberikan copy buku, syaratnya gampang hanya menjadi follower diikuti pertanyaan maupun komentar terkait buku.
Melalui cara-cara tersebut tentu baik offline maupun online, Gramedia tetap unggul di hati pembacanya. Sebab, meski saat ini, nilai perdagangan e-commerce atau transaksi perdagangan online belum mencapai 1% dari total bisnis ritel domestik. Namun, dalam waktu dua tahun ke depan diyakini proporsinya bisa mencapai 5%. (Sumber: www.kontan.co.id)
@Rina_Darma13