Jogja Miniatur Indonesia

Daerah Istimewa Yogyakarta atau lebih dikenal dengan Jogja maupun Yogyakarta. Luasnya 1,26% wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, menurut saya lewat Jogja kita bisa melihat Indonesia. Bolehlah saya mengatakannya Jogja, miniatur Indonesia.

Kenapa saya bisa mengatakannya demikian?

  • Bentang alam. Yogyakarta memiliki topografi dari laut hingga gunung. Layaknya ring of fire Kepulauan Indonesia, gunung teraktif di Indonesia ada di Yogyakarta tepatnya diperbatasan Sleman dan antara kabupaten di Jawa Tengah yaitu Boyolali, Klaten, dan Magelang. Palung laut yang berbahaya juga terdapat di Parangtritis. Pantai yang terkenal akan gulungan ombaknya yang besar. Di kawasan pantai ini kita juga bisa menyaksikan sand dune, satu-satunya gumuk pasir di Asia Tenggara. Fenomena alam yang terbentuk dari pasir merapi yang tertiup embusan angin Samudera Hindia. Sungai yang membelah Jogja, Sungai Code, Gadjah Wong hingga Kali Progo. Dari topografi dengan tanah aluvial yang datar dengan tingkat kesuburan tinggi, Jogja khususnya Gunung Kidul merupakan kawasan karst. Surga bagi para pecinta geologi, geografi, dan mereka yang tertarik pada teori pengangangkatan lautan menjadi daratan di muka bumi.
  • Budaya. Sudah tidak diragukan lagi, adanya kraton Yogyakarta Hadiningrat menyebabkan kota ini terus memegang tradisi di tengah gempuran modernitas dan globalisasi. Sebelum festival kedaerahan di berbagai daerah marak digelar, Yogyakarta selalu rutin mengadakan Labuhan Merapi, Sekatenan, Kirab Budaya, dan lainnya. Budaya merupakan bentukan masyarakat yang telah menjadi tradisi dan kebiasaan di masyarakat secara turun temurun. Nah, adanya kebudayaan menjadi cermin bangsa dan filter bagi budaya asing yang masuk yang tidak sesuai dengan norma bangsa.
  • Pusat pendidikan. Universitas tertua di Indonesia terdapat di kota gudeg ini. Perguruan tinggi ternama yang selalu menarik para pelajar datang ke kota ini. Setiap tahun puluhan ribu lulusan SMA datang mengadu nasib di Universitas Gadjah Mada. Selain itu banyak juga perguruan tinggi menjadikannya menyemat kota pelajar.
  • Keragaman. Banyaknya tempat menimba ilmu menjadi pelajar dari berbagau daerah di Indonesia datang. Mereka datang dari berbagai latar suku dan bahasa daerah. Bukan tak ada konflik tapi lewat Jogja mereka membaur dalam satu kebhinekaan.
  • Destinasi wisata. Indonesia surga wisata dengan menyemat Wonderful Indonesia. Jogja merupakan salahsatu destinasi favorit di Indonesia yang kaya. Mulai dari Jalan Malioboro, Kulineran di angkringan, dan wisata alam maupun buatan lainnya.
  • Sistem transportasi. Syarat utama kota gampang diakses sudah dipenuhi. Bandara Adi Sutjipto berkelas internasional, Stasiun Tugu, Lempuyangan, Wates, stasiun bahan bakar di Rewulu,  Terminal modern pertama, Giwangan, jaringan bus rapid transit, dan jalur bus kecil. Jaringan transportasi yang baik dan terpadu akan menghindarkan kota ini dari kemacetan. Meskipun beberapa tahun terakhir gempuran kendaraan pribadi mau tak mau membuat kota ini harus memperbaiki sarana transportasinya.
  • Pernah menjadi ibu kota Republik Indonesia. Kota gudeg juga kota bersejarah. Gedung Agung yang berdiri kokoh di ujung Jalan Malioboro berseberangan dengan Museum Benteng Verderbug menjadi saksi bisu beberapa presiden berkantor di sini.

Jogja selalu istimewa bagi yang pernah menyinggahinya walau sejenak. Saya mengenal Jogja lebih dekat ketika kuliah selama sekitar empat tahun di kota ini. Sekali lagi dan berkali-kali, Jogja selalu istimewa.

 

 

Silakan meninggalkan jejak. Insya Alloh saya kunjungi balik^^

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.