Rumah adalah sangkar yang mengekang. Bukan rumahku istanaku. Begitu lulus kuliah dan diterima bekerja di Tanah Dayak rasanya begitu buncah. Akhirnya, saya gadis yang dimanjakan keluarga akan terbang bebas, begitu pikir saya kala itu.
Niat utama perjalanan saat itu memang bukan untuk traveling. Namun, melintas Laut Jawa ditempuh untuk bekerja di perusahaan perkayuan di Kalimantan Barat. Saya menganggapnya tak sekedar bekerja karena saya akan menemukan banyak hal baru. Tempat-tempat baru, budaya baru juga teman-teman yang baru. Inilah perantauan pertama bagi saya.
Pontianak bukan sekedar kota tugu khatulistiwa berada. Titik nol derajat yang membelah bumi menjadi dua bagian yaitu lintang di sebelah utara dan selatan. Bukan juga tentang Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Panjang totalnya mencapai 1.143 kilometer. Panjangnya melebihi dari dua kali Bengawan Solo sungai terpanjang di Jawa. Airnya mengalir melintasi 12 kabupaten/kota dengan panjangnya 548,53 kilometer.

Menyaksikan Kulminasi di Tugu Khatulistiwa, 2012 (dokpri)
Bergaul dengan kawan-kawan baru dengan latar belakang suku, agama, dan budaya yang berbeda membawa saya pada sebuah pemahaman baru akan rumah. Dari pulau yang berbeda ini justru saya menemukan makna keluarga. Mereka yang selalu menerima dan menyayangi kita apa adanya. Tulus tanpa pamrih meski kita berbuat salah. Terutama kedua orang tua kita.
Dalam perantauan ini saya juga mendapatkan keluarga baru. Keluarga yang membuka pintu rumahnya dengan terbuka. Mereka yang merangkul saya meski kami berbeda suku dan agama. Inilah indahnya bhineka. Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rumah bukanlah sangkar tapi tempat yang paling dirindukan. Mungkin memang tak megah tapi tempat bentangan kasih sayang tercurah. Inilah salahsatu hikmah kita melakukan perjalanan. Bukan sekedar hura-hura tapi ada makna lebih dalam, semakin mengenal diri, menjadi pribadi yang lebih matang, dan tahu kemana kita harus pulang. Sebab, keluarga selalu menunggu kita.
Usai melakukan perjalanan, beberapa orang juga terinspirasi untuk melahirkan buku. Karya untuk melestarikan apa yang didapat dari perjalanan. Pengalaman untuk belajar bagi orang lain. Misalnya, Junianto Herdiawan dengan buku Shocking Japan, Trinity dengan The Nacked Traveler, Hanum Salsabila Rais dengan 99 Cahaya di Langit Eropa. Saya pun terinspirasi menulis buku dari hasil perjalanan ini, Halimun; Seberkas Cahaya di Tanah Dayak. Terinspirasi dari perjalanan yang juga menjadi salah satu pemenang Publisher Search Author (PSA) 2 Grasindo.

Novel Halimun, 2014
Dengan Skyscanner Perjalanan Jadi Mudah
Jarak tak perlu lagi menjadi rintangan. Kemanapun di seluruh penjuru dunia bisa ditempuh singkat. Skyscanner akan membantu membawa pada keluarga yang membesarkan saya di Yogyakarta. Lalu, di lain kesempatan saya akan kembali bersilaturahim ke rumah Dayak di Landak, Kalimantan Barat. Skyscanner akan membantu mencari tiket pesawat murah. Membandingkan dengan beberapa tiket promo yang lain sehingga kita bisa memilih yang pas dengan kebutuhan kita. Ada juga bulan murahnya, loh!

Screenshot contoh pencarian tiket pesawat
Sembari mengunjungi rumah “keluarga baru” yang ditempuh empat jam dari Kota Pontianak tersebut. Kami bisa mencari hotel untuk sekaligus berwisata ke kota yang bagi saya banyak huruf China-nya ini. Di beberapa kesempatan saya memang kerap menjumpai orang mengobrol dengan bahasa Mandarin. Toko-toko dengan tulisan China besar-besar. Wajah-wajah etnis Thiong Hoa, sekilas saya merasa telah meninggalkan Indonesia. Tapi tidak, kami tetap menyatu dalam perbedaan dan saling menghargai.
Tanpa perlu merepotkan orang lain lewat Skyscanner kita juga bisa mencari tempat sewa mobil di bandara maupun kota. Transfer bandara juga gampang dengan berbagai pilihan kendaraan. Niat dan rencana perjalanan Temans pun tak berantakan.
Hmmm… satu lagi, kalau kamu pernah membaca atau tahu buku Meraih Mimpi dengan Beasiswa karya Abellia Anggi Wardhani, dia merekomendasikan Skyscanner lhoh. Apa hubungannya beasiswa dengan situs Skyscanner? Bagi Temans yang menerima beasiswa ke luar negeri tentu jangan melewatkan kesempatan traveling juga yah. Walaupun biaya kuliah dari beasiswa tapi bukan berarti tidak bisa menyiasati untuk aktivitas yang satu ini. Menghilangkan rasa jenuh dari rutinitas perkuliahan dan ya untuk oleh-oleh cerita sekembalinya ke tanah air. Bahwa Temans sudah melintas beberapa negara tidak hanya berkutat di kampus dan perpustakaan. Kata Abel, website Skyscanner akan membantu membandingkan harga dari berbagai maskapai di seluruh dunia dan membantu mencari harga yang paling murah.
Sudah coba Skyscanner belum? Tidak usah bersusah menunggu promo karena Skyscanner selalu ada bulan termurah. Belum yakin coba klik video berikut. Cusss traveling cerdas dan hemat ala Skyscanner, yuk 🙂
Temans mempunyai inspirasi atau ide kreatif usai melakukan perjalanan? Tuliskan juga kisahnya, siapa tahu Kamu yang beruntung dapat voucher tiket pesawat ke berbagai kota pilihan kamu. Cek Kompetisi Blog Aha Moments di sini yah ^^
#ahaskyscanner #skyscannerindonesia