Dari Shell Eco-Marathon Make the Future dan Energi Masa Depan untuk Indonesia  

macet

Macet Jakarta (dok.pri)

Haduh… macet lagi-macet lagi!

Hal paling konyol yang aku lakukan saat macet adalah nangis. Inget banget, waktu masih bekerja di Jakarta, setiap hari harus berjubal dengan kepadatan lalu lintas. Suatu pagi, seorang kawan mendapati mukaku yang masih sembab usai memarkir sepeda motor di tempat kerja. Sebagai kawan yang baik tentu saja ia bertanya, aku kenapa? Aku yang belum sempat menyeka wajah, haduh malu banget ketahuan, akhirnya bercerita kalau penyebab aku menangis adalah macet.

Sebagai perempuan yang besar di kota kecil Klaten, macet menjadi hal yang sangat luar biasa buatku. Kemacetan begitu menguras sisi emosional. Akibatnya, aku bisa menangis sepanjang perjalanan. Sebagai gambaran, untuk jarak sekitar 10 kilometer di Klaten aku hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit tapi di ibu kota ini, lebih dari satu jam. Wow banget kan?

Efek dari macet tersebut membuat etos kerjaku menurun drastis. Terlalu banyak energi yang sudah kuhabiskan di jalan. Aku pun sering kena omel bos karena dianggap tidak becus bekerja yang dituntut deadline. Berbanding terbalik ketika aku bekerja di kota kecil dengan hawa segar minim polusi dan bebas macet. Hffttt…

Mobil pribadi kerap kujadikan kambing hitam. Mengapa sih harus memakai mobil jika hanya seorang diri toh ibukota ini mempunyai banyak transportasi massal, seperti Transjakarta, commuter line, angkot, bus umum lainnya, bisa join 3 in 1. Aku kerap menyayangkan bodi-nya yang besar hanya diisi satu orang. Lebar jalan yang dipakai satu mobil itu bisa dipakai tiga motor atau berapa lebar jalan yang bisa kosong jika para mobil tersebut tidak ikut membuat barisan panjang dan lebar.

“Ga enak, sama-sama macet ya mending pakai mobil pribadi, ber-AC, bisa sambil ngapa-ngapain,” begitulah kurang lebih jawab teman yang kebetulan menggunakan mobil walau setiap hari menembus kemacetan lalu lintas jarak Bogor-Jakarta yang mungkin bisa menghabiskan waktu berjam-jam jika rush hour. Ya, lalu aku sadar, menggunakan mobil adalah hak, sama halnya aku lebih memilih sepeda motor daripada naik angkot. Yup, transportasi massal sebagai sarana mobilitas harus terus ditingkatkan supaya lebih memikat.

Tentang Shell

spbu shell

SPBU SHELL (dok.pri)

Jakarta tak selamanya buruk. Di sini, aku melihat banyak hal termasuk dunia yang luas. Aku mulai familiar dengan Shell, awalnya pengetahuanku hanya sebuah stasiun pengisian bahan bakar milik swasta. Nyatanya, Shell bukan industri baru sebab sudah hadir sejak tahun 1907 dalam bidang energi untuk memproduksi bahan bakar, minyak dan pelumas mesin. Tumbuh dari sebuah toko kecil di London hampir 200 tahun silam kini merupakan salahsatu dari enam perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia.

Tahun 2050 jumlah penduduk dunia diprediksi meningkat hingga 9 milyar jiwa. Sekitar tiga perempat populasi dunia akan tinggal di perkotaan bergabung dengan kelas menengah global. Semakin banyak orang akan membeli mobil, lebih dari dua kali lipat jumlah yang ada di jalanan saat ini. Langsung eneg membayangkan kemacetan yang semakin parah. Bagaimana dengan anak-anakku nanti jika sudah bersekolah, kelelahan di jalan akan mempengaruhi daya pikirnya. Apalagi saat ini kami tinggal di Kota Bandung yang sudah mulai mengeluhkan kepadatan berikut panas akibat emisi juga.

Kembali ke contoh kasus di Jakarta, kerugian akibat macet yang dikalkulasi awal tahun 2018 ini oleh Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mencapai 185 Trilyun Rupiah meningkat dari Rp 68,2 T pada pertengahan 2017. Sedangkan taksiran Bappenas, Jakarta rugi sekitar Rp 67,5 T atau 5 Milyar Dolar per tahunnya akibat macet ini. Rinciannya mencakup boros BBM karena terbuang sia-sia, untuk mengobati aneka penyakit akibat polusi dan stres termasuk waktu. Dengan pemilik mobil tercatat lebih dari 3 juta dan sepeda motor hampir 14 juta dan besar kemungkinan untuk terus meningkat.

Yang paling menonjol adalah kerugian akibat macet dari bahan bakar emisi karbonmonoksida (C02) sebagai gas buang ditengah perubahan iklim. Kadang secara tidak sadar kita menganggap panas di jalan akibat sengatan matahari padahal itu bisa diakibatkan oleh emisi gas buang. Sehingga perlu energi terbarukan atau energi hijau yang bukan sekedar jargon maupun gembar-gembor semata.

Shell telah bersiap menghadapi tantangan masa depan rendah karbon tersebut melalui energi surya dan angin yang dapat menyediakan hingga 40% energi secara global pada tahun 2060 dan menjadi sumber energi utama terbesar di dunia satu dekade kemudian. Sebab, masa depan energi yang berkelanjutan merupakan hal vital. Komitmen Shell di antaranya juga mengganti pembangkit listrik tenaga batu bara dengan tenaga gas yang memiliki CCS dapat memangkas CO2 hingga 90 %.

Karenanya, transportasi untuk mobilisasi baik bersifat pribadi maupun umum merupakan hal yang penting digarisbawahi. Diperlukan pelumas dan bahan bakar yang lebih efisien termasuk bahan bakar nabati dan hidrogen rendah karbon. Shell pun berfokus dalam bidang inovasi salahsatunya melalui Shell Eco-Marathon.

Shell Eco-Marathon

video

Bukan seorang yang bekerja di bidang engineer membuatku belum familiar dengan Shell Eco-Marathon. Ini bukan lomba lari tapi merupakan kompetisi bagi mahasiswa di tiga benua Asia, Amerika, dan Eropa. Mereka ditantang untuk men-design, menciptakan hingga menguji dan mengendarai mobil masa depan dengan bahan bakar yang ultra efisien. Mobil yang diciptakan harus bisa menempuh perjalanan terjauh namun menggunakan sumber energi paling hemat dengan tetap memenuhi standar keamanan.

It’s not about speed. It’s about energi efficiency

Kompetisi ini dibagi menjadi kategori Prototype dan UrbanConcept. Mobil juga dibagi berdasarkan tipe energi: kategori pembakaran internal mencakup bensin, disel, bahan bakar cair yang terbuat dari gas alam dan etanol dan kategori mobil elektrik, kendaraan yang digerakkan oleh hidrogen dan baterai berbasis lithium.

Shell Eco-Marathon di Asia sudah berlangsung tanggal 8-11 Maret 2018 lalu di Singapura. Hasilnya tiga tim Indonesia menyapu bersih gelar pengemudi tercepat dan hemat enegi di Driver’s World Championship (DWC)) Asia bagian dari Make the Future. Tim yang dinobatkan di tempat tertinggi yaitu Tim Semar Urban UGM (Universitas Gadjah Mada) dikendarai oleh Tito Setyadi Wiguna dengan jumlah bahan bakar yang disisakan oleh mobil Semar Urban 3.0 sebanyak 0,9%. Diikuti ITS Tim 2 (Institut Teknologi Surabaya), dan Garuda UNY ECO TEAM (Universitas Negeri Yogyakarta). Mereka bersaing dengan tujuh tim lainnya berjuang menyelesaikan sembilan putaran dalam cuaca panas di Changi Exhibition Center.

Perjuangan ketiga tim tersebut masih akan berlangsung dengan berhadapan dengan Tim UrbanConcept terbaik dari Amerika dan Eropa dalam putaran Grand Final, di London 8 Juli 2018. Pemenang DWC Global berkesempatan mengunjungi markas Scuderia Ferrari di Maranello Italia.

Selamat kepada tiga tim Indonesia yang berhasil menjadikan All Indonesian Team sebagai juara di DWC Asia. Kita semua bangga dengan pencapaian luar biasa ini. Bukti nyata dan inspiratif bahwa anak-anak muda Indonesia memiliki talenta dan kemampuan yang sangat kompetitif tidak hanya di tingkat regional, tapi juga di tingkat global.

Sumber daya manusia yang resilient, inovatif, dan mampu berkompetisi di ajang global menjadi modal untuk menjadi pemenang di era revolusi industri 4.0.

Darwin Silalahi, Country Chairman dan President Director PT Shell Indonesia

Selain DWC, ajang ini juga mengumumkan para pemenang kategori Prototype:

  • Rekor jarak tempuh terbaik adalah 2.341,1 km/l disabet oleh Panjavidhya1 dari Panjavidya Technological College (Thailand). Hasil ini juga memecahkan rekor sebelumnya di angka 2.288,9 km/l.
  • Kategori Battery Electric dengan hasil 511,0 km/kWh oleh Team HuaQi-EV dari Guangzhou College of South China University of Technology (China)
  • Kategori Hidrogen dengan hasil 404,3 km/m3 oleh TP ECO FLASH dari Temasek Polytechnic (Singapore)

Penghargaan off-track yang diberikan diluar kategori di atas:

  • GARUDA UNY ECO TEAM dari Universitas Negeri Yogyakarta (Indonesia) mendapatkan penghargaan Safety Award untuk desain UrbanConcept car.
  • EnduroKiwis dari University of Canterbury (New Zealand)mendapatkan penghargaan Technical Innovation Award untuk mesin 3D-printed titanium yang merupakan desain mobil
  • NUST Eco-motive dari National University of Siences and Technology (Pakistan) memenangkan penghargaan Preseverance and Spirit

Lokasi Ajang Shell Eco-Marathon Tahun 2018:

  • Shell Eco-Marathon Asia 8-11Maret di Singapura
  • Shell Eco-Marathon Amerika 19-22 April di Sonoma, California
  • Shell Eco-Marathon Eropa 5-8 Juli di London, Inggris

Dari Shell Eco-Marathon Untuk Indonesia

Team Indonesia di Shell Eco-Marathon 2018

Team Indonesia Merayakan Kemenangan

Sebagai warga Indonesia kita boleh bangga dengan pencapaian tim tanah air di Shell Eco-Marathon, Singapura tersebut. Total ada 26 tim mahasiswa Indonesia dari 120 tim mahasiswa seluruh kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah yang bertanding guna meraih gelar paling hemat energi. Bagi pemenang DWC, mereka akan berjuang kembali menjadi pemenang global. Kita mendoakan yang terbaik sebab tugas mulia mereka mengharumkan nama bangsa.

Namun, terlepas dari semua itu, begitu ajang ini usai, kerja dan karya tidak boleh berhenti. Hasil karya tersebut harus bisa lebih aplikatif dan bermanfaat bagi bangsa bahkan dunia. Jakarta sebagai tolok ukur dan model kota di Indonesia yang selalu terancam dead lock dibenahi dengan berbagai tawaran design mobil masa depan yang hemat energi.
Sehingga harapannya,
Satu Hasil Shell Eco-Marathon bukan hanya mobil untuk kompetisi melainkan menjadi mobil aplikatif. Mobil bisa layak dan bisa dikendarai di jalan raya untuk solusi kemacetan. Mobil ini bisa menjadi alternatif bagi mereka yang bepergian sendirian tapi tidak ingin kepanasan. Jadi tidak perlu membawa mobil segede gambreng yang hanya berisi satu orang tapi mengusai jalan dan menyerobot hak pengguna jalan lain. Karena, setiap pengguna jalan memiliki hak dan kewajiban serta prinsip saling menghargai.

Design Mobil Semar Urban UGM

Mobil Semar Urban UGM

Dua Mobil hemat energi dan bahan bakar terbarukan bisa mengalihkan bahan bakar fosil yang sudah digunakan ratusan tahun. Mengingat proses terbentuknya minyak dan batubara mengalami perjalanan panjang hingga jutaan tahun. Sisi baiknya, menggunakan energi terbarukan bisa meminimalkan dampak pemanasan global. Ilmuwan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menaksir suhu bumi meningkat 1.1-6.4 derajat celcius antara tahun 1900-2100 akibat aktivitas manusia yang menambah gas rumah kaca ke atmosfer. Pemanasan global mengancam cairnya es di kutub yang dapat meninggikan muka air laut. Ilmuwan IPCC memprediksi tinggi muka air laut naik 9-88 sentimer pada abad ke -21. Akibatnya dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil dan daratan pantai.

Design Mobil Garuda UNY ECO TEAM

Mobil Garuda ECO UNY Team

Tiga Terbentuk kota modern yang ramah energi dan penuh warna. Kota yang sehat dan penduduknya bahagia melahirkan generasi muda kompetitif penantang revolusi industri berikutnya. Etos kerja tinggi meningkatkan daya saing bangsa menjadi bangsa yang maju. Hal tersebut diantaranya ditunjang adanya mobil futuristik dengan Design UrbanConcept yang minimalis dan modern, efisiensi bahan bakar dan safety melenggang di jalanan.

Melalui Shell yang telah memfasilitas diskusi, kolaborasi, dan inovasi seputar beragam tantangan energi, semoga anak bangsa terus terpacu melahirkan karya yang menjadi solusi tantangan global back to local.

Event Shell Eco Marathon Singapura sukses dihadiri lebih dari 15 ribu pengunjung pelajar pengusaha perusahaan pemerintah dan masyarakat umum. Beragam gagasan dan inovasi dipamerkan, Energy Theater, lantai dansa kinetik hingga Liter of Light yang menghasilkan energi bagi perumahan perkotaan dan desa-desa di Filipina dengan menggunakan satu unit panel surya dan sebotol air.

Semoga tulisan ini bisa memberi informasi dan bermanfaat. Kawan juga bisa menuliskan terkait event Shell Eco-Marathon untuk mendapatkan hadiah kece dari Shell untuk tiga tulisan terbaik.

Silakan klik gambar untuk informasi blog competition dari PT. Shell Indonesia.

hadiah WB-SHell

*Sumber dan Referensi:
Foto Shell Eco Marathon http://www.flickr.com/photos/shell_eco-marathon
https://www.shell.com
https://www.shell.co.id
https://wikipedia.org

*Artikel ini terpilih menjadi Juara Ketiga dalam Lomba Penulisan Shell Eco-Marathon

8 pemikiran pada “Dari Shell Eco-Marathon Make the Future dan Energi Masa Depan untuk Indonesia  

  1. sebenarnya salah satu cara paling efektif ngurangin macet itu adalah ngurangin jumlah mobilnya, tapi nyatanya malah kebalik, kok mobil murah yang dibuat ya #pusingpalaberbie ahahaha
    keren mbak tulisannya.
    salam blogger dan salam HOKI

  2. Bogor yg termasuk kota penyangga aja sudah macet mbak, selain banyak kendaraan pribadi, juga banyak angkotnya, kebayangkan polusi di mana2, paling kita sadar diri sendiri ya harus menggunakan public transportation

    • Emang ya macet sama polusi uda jd problem hampir semua kota. Iya, harus mulai dr diri sendiri. Smg ke depan pd makin sadar dg kampanye make the future dan energi masa depan ya

Silakan meninggalkan jejak. Insya Alloh saya kunjungi balik^^

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.