
“Mini Barokah” Laundry Binaan ASTRA di KBA Pasirluyu (Foto: Dokpri oleh Darma Legi)
Plang bertuliskan “Laundry Binaan” Kampung Berseri Astra (KBA) Pasirluyu RW 08 membuat saya meminta suami menghentikan motor. Rasa ingin tahu lebih lanjut membawa saya bertemu dengan pemiliknya yang kebetulan sedang berada di depan Warung Laundry.
Dengan tangan terbuka, ia mempersilakan kami masuk. Pak Muis (43 tahun) begitu ia dikenal warga mulai bercerita awal mula berdirinya laundry atas inisiasi dari pihak PT ASTRA International dan organisasi kepemudaan karang taruna.
Bermodalkan dua mesin cuci pemberian dari ASTRA, usaha ini telah berjalan sejak tahun 2014. Namanya Laundry “Mini Barokah” yang berasal dari singkatan pengelolanya, Muis, Inin, Nano, dan Irham.
Ia mengaku usaha laundry di awal sangat sulit karena orderan hanya datang dari ASTRA. Hasil yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya bahan dan listrik. Sehingga keuntungannya belum menutup jika harus dibagi dengan rekan yang lain.
Pria bernama asli Suherna terbantu dengan pendampingan pihak ASTRA yang tidak melepas begitu saja. Meski tidak dalam kegiatan formal, setiap bulan orang dari ASTRA selalu datang. Perbincangan dengan pihak ASTRA yang terus memberikan saran, membuatnya mulai melakukan inovasi terhadap layanan laundry-nya.
Mula-mula dibangun plang sehingga usahanya gampang dilihat. Selanjutnya, ia mulai melakukan promosi dengan memberikan selebaran ke kos-kosan.
Setelah jatuh bangun, kini satu bulan ia mendapat penghasilan 6 juta dari laundry yang cukup untuk menghidupi istri dan empat anaknya. Mini Barokah telah membawa berkah dalam kehidupannya. Dulunya ia berprofesi sebagai “Pak Ogah” — tukang parkir yang membantu menyeberangkan kendaraan selama hampir 18 delapan belas tahun.
Selain cukup menghidupi keluarga, ia juga bisa menyisihkan hasil usaha dalam bentuk tabungan. Dengan hasil dari laundry ia juga dapat merenovasi warung laundry, memberi kanopi halaman rumah, hingga membeli motor.
Meski bisa dibilang usahanya telah berjalan lancar tapi menurutnya belum maksimal. Saat ini masih terkendala lahan sempit. Harapannya ia bisa membuka tempat baru dan menambah mesin terutama untuk pengeringan karena masih manual. Dengan inovasi tersebut ia ingin usahanya terus berkembang.

Pak Muis dengan mesin laundry bantuan ASTRA (Foto: Dokpri oleh Darma Legi)

Warung Laundry “Mini Barokah (Foto: Dokpri oleh Darma Legi)
“Kalau untuk ASTRA, segala tercurahkan untuk masyarakat,” begitu pendapatnya mengenai ASTRA sekaligus menutup perbincangan.
UKM Laundry Binaan merupakan bagian dari corporate social responsibility (csr) atau tanggung jawab sosial ASTRA yang menitikberatkan pada empat pilar. Pilar tersebut yaitu pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan lingkungan.
Mengoptimalkan Sumberdaya Manusia Melalui Rumah Pintar ASTRA

Rumah Pintar ASTRA KBA Pasirluyu RW 08 (Foto: Dok.pri oleh Darma Legi)
Selain Laundry Binaan sebagai pilar kewirausahaan, di KBA Pasirluyu RW 08 terdapat Rumah Pintar. Menurut Pak Yayat Rustandi (41 tahun) selaku pengelola Rumah Pintar yang juga koordinator KBA Pasirluyu RW 08 dipilihnya RW 08 yang terdiri dari 12 RT sebagai Kampung Berseri ASTRA karena masuk dalam ring 1 ASTRA Biz Center.

Pak Yayat Rustandi belajar bersama siswa Rumah Pintar (Foto: Dokpri oleh Darma Legi)
Sebagai pilar pendidikan Rumah Pintar berfungsi untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya manusia. Rumah Pintar yang diresmikan pada 19 Mei 2014 merupakan madrasah, tempat mengaji, dan taman bacaan. Bangunan dua lantai ini merupakan PAUD dan TK yang awalnya merupakan Yayasan Nurul Fallah berada dibawah Kementerian Agama.
Usai dikukuhkan sebagai Rumah Pintar ASTRA melalui program Satoe Indonesia (Semangat ASTRA Terpadu Untuk Indonesia), Ia mengatakan madrasah ini naik kelas dan memiiki Grade A. Rumah Pintar ini dilengkapi fasilitas yang meliputi lima sentra yaitu bermain, buku, komputer, audiovisual, dan kriya. Jika sebelumnya jumlah siswa berkisar 30-40 siswa, setelah menjadi Rumah Pintar peminatnya makin tinggi. Kini terdapat lebih dari 100 siswa yang belajar di Rumah Pintar.

Aktivitas belajar mengajar di Rumah Pintar ASTRA (Foto: Dokpri oleh Darma Legi)

Bermain sekaligus belajar (Foto: Dokpri oleh Darma Legi)
Dengan segala fasilitas yang diberikan ASTRA, membuat Rumah Pintar sangat pamor. Rumah Pintar ini memiliki segudang prestasi dengan berjajarnya piala di lemari. Bahkan, tanpa promosi, antusias masyarakat sangat tinggi untuk menyekolahkan anak mereka di sini. Untuk satu kelas terdapat 15-20 siswa dengan 2-3 orang guru pendamping. Sehingga seluruh anak bisa diawasi dengan baik.
Nilai kebersihan, kemandirian, dan kesehatan adalah hal awal yang saya lihat. Orang tua tidak diperkenankan masuk dan membantu anak melepaskan alas kaki. Tak ada juga pedagang makanan keliling yang mangkal yang membuat anak bisa jajan sembarangan. Selain itu, nilai keagamaan juga kental di Rumah Pintar ini.
Rumah Pintar ini juga sukses membuat “duo krucil” alias kedua anak balita saya yang turut serta tidak mau pulang. Keduanya betah berlama-lama di sini.

Duo krucil betah di Rumah Pintar (Foto: Dokpri oleh Darma Legi)

Bersama Pak Yayat Rustandi (Foto: Dokpri oleh Darma Legi)
Kegiatan lain yang dijalankan adalah Olimpiade Rumah Pintar. Olimpiade ini dilaksanakan setahun sekali dengan berbagai perlombaan. Di antaranya lomba cerdas cermat, komputer, dan sebagainya. Upaya peningkatan kualitas SDM juga dilakukan dengan pemberian beasiswa untuk jenjang pendidikan SD hingga S1.
Di pilar kesehatan terdapat posyandu Nur Inayah. Sayangnya, ketika saya datang sedang tidak ada kegiatan di Posyandu. Berdasarkan informasi dari Pak Yayat, Poyandu di KBA Pasirluyu RW 08 ini bakal naik kelas karena berhasil masuk dalam nominasi lima posyandu terbaik ASTRA. Kegiatan unggulan yang dilakukan misalnya melatih kader untuk memijat bayi dan menggunakan alat kesehatan untuk mengukur tensi atau kolesterol yang diberi oleh ASTRA.

Kegiatan Posyandu Nur Inayah (Foto: Instagram @KBAPasirluyuBandung)
Untuk pilar lingkungan dibangun vertical garden. Kebun vertikal sebagai ciri khas di lahan perkotaan yang sempit ini menurut Pak Yayat dilakukan untuk menggerakkan masyarakat dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi warga. Kebun yang baru ditanam dua minggu yang atau pertengahan November lalu ini, hasilnya nanti diharapkan masyarakat bisa menjual hasil tanaman sayuran untuk keberlanjutan program dan sumber penghasilan bagi warga.

Vertical Garden (Foto: Yayat Rustandi)
Ketika ditanya perbedaan antara sebelum dan sesudah menjadi KBA, ia mengatakan kampung menjadi memiliki target yang terencana dan terprogram sehingga kegiatan yang dilakukan mengena ke sasaran. “Hadirnya ASTRA sangat membantu, jarang perusahaan besar menyalurkan secara langsung ke masyarakat,” ujarnya yang juga menandai akhir perbincangan kami.
“Semangat Gotong Royong Hidup Lagi”

Rembug Warga (Foto: Yayat Rustandi)
Pak Ogi selaku pihak ASTRA yang membina KBA Pasirluyu RW 08 kepada saya melalui telepon mengatakan perbedaan yang dia lihat sebelum dan sesudah berdirinya KBA Pasirluyu adalah semangat gotong royong. Ia menilai sebelum terbentuk KBA Pasirluyu semangat gotong royong mulai pudar karena lokasi yang berada di lingkungan perkotaaan. “Semangat gotong-royong hidup lagi.”
Menurutnya perbedaan lain yang dilihatnya adalah kesenian Sunda yang mulai tergerus modernitas juga bergeliat kembali. Perbedaan ke arah lebih baik tersebut sesuai dengan empat pilar terintegrasi yang diusung ASTRA yaitu pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, dan lingkungan.
Dengan pilar pendidikan yaitu adanya Rumah Pintar harapannya dapat mengarahkan generasi muda agar tidak terbawa pengaruh negatif. Pilar kewirausahaan yang berupa Laundry Binaan juga merupakan upaya agar karang taruna ada kegiatan sehingga produktivitas tersalurkan.
Tujuan utama dibentuk KBA Pasirluyu RW 08 sesuai dengan catur dharma perusahaan ASTRA untuk dapat berbagi dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Salahsatu filosofi catur dharma adalah memberi manfaat bagi bangsa dan negara. “Dalam lingkup kecil salahsatunya adalah dibentuk KBA Pasirluyu RW 08.”
Dipilihnya Pasirluyu RW 08 karena lokasinya berdekatan dengan ASTRA Biz center yang memiliki 9 anak perusahaan. Karena melibatkan semua anak perusahaan dibentuklah KBA Pasirluyu tahun 2015 yang menjadi bagian dari csr dengan empat pilar. KBA menjadi salahsatu upaya agar ASTRA hadir dalam masyarakat.
ASTRA tidak sekedar datang memberi bantuan lalu lepas tangan. Namun, merupakan program kontribusi sosial berkelanjutan. Setiap tahun dilakukan diskusi dengan perwakilan warga untuk menyusun rencana kegiatan. Dari diskusi tersebut dihasilkan rencana kerja yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang. “Arah kegiatan berasal dari situ.”

Gapura KBA Pasirluyu RW 08 (Foto: dok.pri)
Lokasi KBA Pasirluyu tidak jauh dari Jalan Raya Nasional Soekarno Hatta Bandung, Jalan Mengger Girang Bandung. Berada di belakang ASTRA Biz Centre, tempatnya gampang ditemukan. Sebelum memasuki kawasan kampung berseri terdapat gapura dan banyak plang penunjuk jalan yang sangat membantu.

Lingkungan KBA Pasirluyu RW 08 (Foto: dok. pri)
Kesan saya sendiri pertama kali masuk ke KBA Pasirluyu RW 08 yang menjadi satu dari 77 KBA yang tersebar di Indonesia adalah kampung yang bersih, tertata, dan terawat. Tidak terlihat sampah yang berserakan. Setiap orang yang saya jumpai pun terlihat ramah. “Benar-benar sebuah kampung yang membuat wajah berseri dan menginspirasi.”
Waw keren…. Bisa di contoh ni.
Terima kasih. Silakan 🙂