Aku sudah mengantongi nama domain baru. Tagline sudah dibuat. Niche sudah dipertimbangkan. Tinggal ijab qabul dan sah.
Tapi???
Mungkin aku ini terlalu banyak berpikir. Terlalu banyak menimbang untuk meng-upgrade blog ke Top Level Domain (TLD). Sampai-sampai menggunakan analisis SWOT ((halah apa sih…))
Apa itu SWOT? Dulu pertama mendengar SWOT waktu kuliah, sayangnya aku lupa nama mata kuliahnya *maafkan ya Pak Dosen, Bu Dosen. Yang aku tangkap metode ini digunakan sebagai perencanaan untuk memulai proyek atau bisnis. Berisi evaluasi mengenai kekurangan dan kelebihan, peluang dan ancaman baik dari faktor internal maupun eksternal. Aku pun mengaplikasikan sebagai pertimbangan untuk menaikkan level blog 😀
SWOT singkatan dari Strenghts (kelebihan/keunggulan), Weaknesses (kelemahan/kekurangan), Oppurtinities (peluang), dan Threats (ancaman). Hasil analisis secara mendetail dibuat dalam bentuk tabel matriks. Tapi aku sih tidak sedetail itu, hanya secara kasar atau sederhana dengan menggabungkan aspek S dan O. Untuk W dan T aku tulis dalam bahasa bertahan di gratisan.
Kenapa aku masih bertahan pada blog gratisan dan tidak segera beralih ke Top Level Domain (TLD)?
Sebagai gambaran, aku memiliki hobi. Karena satu dan lain hal, aku memutuskan mengembangkan hobi tersebut menjadi sebuah usaha. Dulu aku begitu enjoy menjalankan hobi tersebut meski tak ada uangnya. Aku bahkan membuatkan orang dengan sepenuh hati meski harus mengorbankan waktu bahkan begadang hingga bermalam-malam. Tapi, setelah tahu rasanya jika karyaku tersebut bisa menjadi uang, aku jadi ogah-ogahan mengerjakan jika tidak ada imbalannya. Aku takut jika menaikkan level, niat menulisku berubah. Luruskan niat, Rin!
Rasanya sudah terlalu nyaman dengan blog gratisan ini. Awalnya wordpress free tidak bisa mengunggah youtube dan aku agak kepayahan dengan hal tersebut. Makanya hal tersebut mendorong untuk segera meng-upgrade blog. Tapi sekarang meski blog gratisan sudah bisa menyisipkan video youtube. Jadi, alasan untuk segera beralih domain.com kok mengendor lagi.
Walau peluangnya kecil tapi blog gratisan seperti aku juga bisa mengikuti event jika memang jumlah blogger yang dibutuhkan banyak. Alias jadi tropper hehe…
Kemudian yang membuat malas beralih tentu saja berhubungan dengan nominal. Dengan menggunakan wordpress plan, artinya tidak ada uang yang harus aku keluarkan untuk menyewa blog. Jadi ya, ngeblog santai saja kaya di pantai. Berasa ga ada beban. Mau nulis apa ga? Dapat fee apa ga?
Terakhir, tidak tahu caranya. Mungkin dari beberapa alasan sebelumnya, alasan ini yang paling masuk akal. Jika menjadi blogger butuh 100% pemahaman, mungkin aku baru beranjak 10%. Karena ya, jika ditanya blog, aku hanya bisa menjawab menulis dan menambah gambar. Padahal selain tulisan ada SEO, traffic, self hosted, konten pendukung, estetika, iklan, dan tetek bengeknya yang aku ketahui dari banyak blog walking. Namun ya baru sebatas tahu istilah belum mengaplikasikan. Jujur aku ga paham bagaimana cara meng-upgrade blog, bagaimana memulai lalu membayarnya. Padahal ngapain aku pusing-pusing ya, kan ada DUMET School. Dari beragam artikel hingga kursus bertema website, digital marketing, programming sampai konsultasi gratis seumur hidup. Tidak ada lagi alasan gaptek.
Dengan berbagai alasan tersebut akhirnya aku melakukan pembenaran pada keukeuh-nya aku bertahan di blog gratisan. Padahal untuk naik level dari kelas teri ke kelas kakap *kok mengibaratkannya kaya penjahat ya. Maksudnya dari amatir menjadi lebih profesional salahsatunya adalah dengan meng-upgrade blog.
Kenapa Blog Harus Naik Level?
Akhir-akhir ini aku sedang suka dengan kata kredibel. Kredibel dalam arti sederhana berarti bisa dipercaya bukan abal-abal. Dengan naik level ke domain.com perlahan tapi pasti sayonara amatir. Blog pun terlihat lebih profesional. Jika ada pembaca yang akan mengutip tulisanku sebagai rujukan tugas/ilmiah mereka akan lebih yakin dengan domain.com dibanding gratisan. Ga mau sih kalau pembaca kabur dan gagal beramal gara-gara domain free ini. Ilmu yang bermanfaat bagi orang banyak adalah salahsatu amal jariyah yang tak putus pahalanya walau kita sudah meninggal.
Ketika berkumpul di komunitas, statistik di blog rata-rata hampir mendominasi topik pembicaraan. Dengan menaikkan level blog berarti juga meningkatkan traffic. Nilai DA dan PA atau peluang domain dan halaman kita dibaca orang pun bertambah. Aku baca artikel dari salah seorang blogger yang langsung mendapat DA 30 begitu upgrade blog.
Katanya semakin tinggi nilai DA dan PA, peluang blogger ikut campaign atau menerima job/sponsorship semakin tinggi. Kemudian sampai pada tahap monetize blog. Ini sih level paling keren dari blog menurutku, karena blog akan bekerja untuk pemiliknya yang mendatangkan uang dari iklan.
Tentu saja dengan tambahan ruang penyimpanan meski semakin banyak tulisan dan media yang digunakan tidak perlu khawatir kehabisan memori. Selain itu, banyak pilihan tema dan plugin-plugin atau aplikasi tambahan.
Tadaaa…
Ternyata berdasarkan analisis ala-ala SWOT walaupun ga dijabarkan 100 persen ternyata keunggulan jika naik level lebih tinggi poinnya yaitu 5 dibanding 4 jika bertahan dengan blog gratisan.
Dengan mengucap basmalah, Resolusi 2019 adalah upgrade blog dari free ke personal. Bantu aamiinkan ya teman-teman (aamiin…)
Jadi kesimpulan postinganku kali ini, jika ditulis dalam bahasa organisasi.
Visi: Upgrade blog
Misi: Lebih sering mengikuti blog competition agar kesempatan untuk menang lebih besar sehingga aku bisa mendapatkan uang untuk menaikkan level blog. Dari blog untuk blog.
Harapan: Dengan terwujudnya resolusi untuk blog ini semoga bisa memacu diriku untuk terus belajar lebih baik dari sisi konten (tulisan dan visual) dan mengoptimalkan blog serta bisa menjadi pembuka pintu kebaikan yang lain melalui tulisan.
Akhirnya, sampai juga di penghujung tulisan, mohon jangan diketawakan ya khususnya di bagian misi (tutup muka) dan semoga ada yang bisa diambil manfaatnya. Btw, kalau Kalian apa resolusi 2019 untuk blognya?
Kalau aku sendiri sejak TLD jadi termotivasi buat konsisten ngeblog, sayang dong udah beli domain tp males2an ngeblog hehehe
Iya kayanya memang hrus maksa begitu. Aku aja yg kebanyakan pertimbangan hehe