Memulai Usaha Tanaman Hias

Lakukan mulai dari yang Kamu sukai. 

Layaknya ide menulis, ide membangun usaha ini kerap menjadi alasan tak segera terjun ke dunia bisnis. Ada orang yang dikarunia beribu ide liar tapi tak sedikit juga yang setengah mati untuk mendapatkan ide.

Di era digital yang semakin kompetitif ini, tentu tak sedikit dari kita terutama emak-emak yang ingin memiliki usaha sendiri. Alasannya sih kalau aku tidak mau terikat nine to five atau jam kantor karena ada pertimbangan anak dan keluarga.

Jadi ya lebih fleksibel dari segi waktu. Namun, membangun usaha bukan berarti berleha-leha juga ya. Karena kita harus pandai mengatur waktu juga kalau mau usahanya sukses.

Kalau Kalian lagi merencanakan usaha sebagai bagian Resolusi Bisnis 2019, kita coret-coretan bareng, yuk!

Step 1 Menentukan Ide

Oke, mari mengikuti saran pakar dengan memulainya dari kesukaan atau minat. Gampangnya, bisa merujuk dari hobi. Atau kalau masih susah banget yang bikin tertarik banget dech. Contohnya aku nih, yang sudah mengenal aku, pasti tahu kalau aku excited banget sama bunga. Aku bisa ngomong sendiri sama bunga, aku bisa memandanginya tanpa bosan, jeprat-jepret dengan beragam angle, bahkan aku bisa melewatkan waktu berjam-jam di kebun hanya untuk mengotak-atik tanaman bunga ini.

DSC02901

Bunga Panca Warna (Koleksi Pribadi)

Step 2 Menentukan Jenis Usahanya

Karena aku suka bunga aku memilih usaha tanaman hias. Tapi mau yang model bagaimana? Setidaknya ada beberapa peluang usaha yang bisa dipilih, di antaranya:

  1. Jualan bibit atau benih dan tanaman
  2. Florist atau jualan bunga/jasa merangkai bunga
  3. Souvenir dari tanaman bisa untuk pernikahan, promosi, ulang tahun, dsb
  4. Tanaman hias dalam ruangan
  5. Grass Doll (boneka yang bisa tumbuh rumput)
  6. Terarium (wadah kaca yang berisi tanaman dan ornamennya)
  7. Kokedama (menanam dengan teknik bola tanah atau lumut)

Step 3 Melihat Peluang

Dari ketujuh peluang tersebut pasti ada kekurangan dan kelebihannya saat dijalankan tentunya disesuaikan dengan kondisi aku. Inilah pentingnya yang disebut riset pasar itu mungkin ya. Laku ga ya? bla bla bla…

Di sini aku mempertimbangkan modal, kebutuhan lahan, dan keahlian. Untuk point 1 dan 2, butuh lahan lumayan begitu juga modalnya, point 3 sepertinya untuk tahap awal usaha aku belum bisa menghasilkan dalam jumlah banyak, point 5, 6, dan 7 dibutuhkan keahlian sepertinya harus kursus dulu. Jadi pilihanku point 4, tanaman hias dalam ruangan.

Step 4 Menggambarkan Usaha

Pernah mendengar belum, katanya mimpi yang terlihat adalah kenyataan. Maksudnya bagaimana sih? Artinya menurut aku sih kalau kita bisa menceritakan dan menggambarkan apa yang dalam benak kita dengan detail. Usaha yang tergambar dengan jelas lebih gampang direalisasikan karena ya ada alam bawah sadar yang menuntun, jadi peluang berhasilnya lebih besar. Gitu ga sih?

Tanaman hias dalam ruangan ini masih terlalu luas kan? Aku spesifikkan lagi menjadi tanaman hias dalam ruangan/indoor yang bisa diletakkan di meja, rak, alias tidak makan tempat. Bentuknya tanaman bunga atau rerumputan dalam pot yang berukuran mini. Seseuai gaya hidup masa kini yang minimalis yeay kan?

Kenapa aku memilih ini atau yang melatarbelakangi jenis usaha ini karena akhir-akhir ini kita dituntut untuk bergaya hidup hijau. Pepohonan sebagai suplai oksigen terutama di perkotaan mulai berkurang. Polusi terus meningkat. Penelitian yang pernah aku baca menyebutkan bahwa satu orang bernapas membutuhkan setidaknya membutuhkan empat pot tanaman. Dari pemilihan jenis tanaman juga bisa digunakan sebagai penyerap polutan. Kebayang ga kalau perusahaan-perusahaan, rumah, sekolah, pabrik-pabrik mulai sadar, usaha ini menggiurkan. Ada benefit materi dan lingkungan.

Nah, dalam menggambarkan usaha ini tidak cukup di awang-awang. Makanya ada yang namanya business plan. Kalau teman-teman suka mengikuti kompetisi usaha/bisnis pasti yang pertama akan dimintai proposal bukan? Sebenarnya tidak hanya meyakinkan orang lain, ini berguna banget buat diri sendiri sebagai pedoman saat lelah atau kemana harus melangkah ceileh bahasanya…

20190211_175117_0000.png

Step memulai usaha by me

Coba dech lihat coret-coretan kasarku.

20190211_181328.jpg

Menuliskan gambaran rencana usaha

Dari coretan itu kelihatan, usaha yang akan aku mulai (judul), targetnya, sasarannya, manfaatnya, dan bagaimana strategi promosinya?

Kemudian ada analisis Break Even Point (BEP). Menurutku ini penting dihitung-hitung sejak awal untuk mengetahui kapan balik modal. Jadi kalau balik modalnya terlalu lama mending ganti rencana dulu.

Contoh analis bisnis tanaman hias aku ambil dari http://www.teknikmesin.com, bisa dilihat di gambar ya.

Dari analisis tersebut dengan menghitung investasi dibagi keuntungan per bulan, kesimpulannya balik modal terjadi dalam tiga bulan.

Namun, ternyata begitu memutuskan memulai  usaha, masalahnya tidak cukup disitu. Bagaimana supply bahan bakunya? Seperti pot, media tanam, tanaman itu sendiri.

Pilihan pemenuhannya,

Offline artinya mendatangi suplier satu per satu.

Kelebihannya: bisa melihat secara langsung barang satu toko dengan toko lain. Kekurangannya: tidak efektif waktu, ongkos transportasi dan akomodasi tinggi (boros pengeluaran), terbatas asal kota suplier yang didatangi

Online artinya menggunakan pihak ketiga melalui internet.

Kelebihannya: hemat waktu dan biaya karena hanya biaya data saat mengakses, bisa langsung membandingkan harga dan barang setelah memasukkan keyword, bisa mengakses suplier dari seluruh Indonesia

Kekurangannya: tidak bisa langsung melihat barang

Gabungan offline dan online. 

Dengan kelebihan dan kekurangan sesuai usahaku, aku memilih gabungan offline dan online. Untuk media tanam sendiri seperti mungkin sekam, tanah, kerikil, aku memilih offline. Karena pertimbangan pengiriman, lebih enak dilihat langsung, dsb. Untuk kepentingan pot dan pupuk, aku menggunakan online. 

Saat menggunakan suplier online yang kadang bikin ragu adalah takut tertipu, terpercaya ga sih, dan selalu mengecek rujukan atau review-nya. Untuk online ada nih ralali.com, B2B marketplace.

Judul ralali

Sebagai orang asli Jawa begitu mendengar ralali otomatis otak langsung mengartikan ojo lali; ra, ora artinya tidak, lali sama dengan lupa. Tidak lupa. Ya mungkin tidak lupa atau jangan lupa ada ralali yang siap membantu kebutuhan bahan baku usaha maupun pemasaran dengan bermitra sebagai seller.

B2B marketplace artinya business to business atau transaksi jual beli secara online antar pelaku usaha. Misalnya aku pengusaha tanaman hias membutuhkan pot dari pemilik usaha juga. Tapi perorangan pun bisa juga bertransaksi.

Awalnya aku ragu ada produk tanaman gini. Tapi aku salah, ternyata ada kategori Agriculture & Food yang sudah mempunyai 6.893 produk lho. Suprised juga sih? Keren dech!

Okeaku coba ya:

pot bunga

Pertama aku ketik pot bunga. Sudah muncul nih banyak pilihan, harga, maupun asal lengkap dengan ongkos kirim.

Aku langsung jatuh cintrong dengan pot mini stamp paris postale putih vintage. Cocok dengan gaya hidup milenial banget ya. Pas dilihat harganya, semakin banyak membeli semakin murah artinya sebagai sesama pemilik usaha kita semakin untung ya kan?

Tapi pas dilihat lagi ukurannya, kayaknya kok kegedean dengan usaha aku ya. Melalui fitur chat seller, aku bisa bertanya apakah bisa custom ukuran gitu dech. Jadi peluang buat si dia juga menambah jenis produk di display lagi kan? Siapa tahu lebih banyak minat juga ya kan?

Ongkos kirimnya pun murah lho hanya Rp 9.000,00 biasanya dari daerah Tangerang ke Bandung Rp 11 – 20 ribu. Lebih hemat ini karena ada ralali kargo. Makin meringankan ongkir apalagi jika keluar Jawa.

Screenshot_20190211-182212

Begitu juga saat aku mencari pupuk. Sudah keluar nih macam-macam pupuknya. Aku putuskan mengambil pupuk NPK Yara dengan harga Rp 10. 499 per pieces agar membantu tanamanku tumbuh optimal.

Keuntungan menggunakan ralali.com

20190211_182836_0001.png

Selain itu, aku juga suka berkunjung ke #BusinessStory ralali.com untuk membaca kisah inspiratif bagaimana para pengusaha memulai bisnisnya. Ini sih penting banget menurutku ya. Karena ya membantu aku pribadi untuk terus termotivasi. Memang ga gampang dan keterbatasan modal, pengetahuan bukan alasan.

Contohnya kisah Dodid Nurianto dengan Murai Coffee nya. Dia memulai dari hobinya mencari kopi dan dari nol tapi akhirnya sekarang ia bisa beromzet Rp 50 juta per bulan.

Coba kalau dia menunggu modal dulu, pintar meracik kopi dulu, ya mungkin ga akan jalan-jalan usahanya. Mikir memang harus tapi kebanyakan mikir juga menghambat.

Bisnis itu dari nol. Jangan mau suksesnya saja.

Ketika semua sudah direncanakan, saatnya kumpulkan KEBERANIAN dan mulai dengan niat yang tulus. Aku Bisa!!!

Ralali juga bakal membantu mewujudkan impian usaha tahun 2019 dengan bergabung menjadi seller. Ga ragu lah ya bergabung dengan pusat grosir online ini.

Cara menjadi seller di ralali.com

Ini beberapa kesan penjual yang sudah menggunakan ralali.com.

20190211_072303.gif

 

 

Ohya, jangan lupa pakai kode referral aku ya untuk digunakan pas pertama kali bertransaksi. Lumayan dapat voucher Rp 50 ribu. Kodenya: RINA71531. Kalau teman-teman mempunyai kode referral juga, sila tinggalkan di kolom komentar ya. Kita saling *sambil lirik-lirik.

Semoga artikelnya bermanfaat dan menginspirasi untuk segera memulai usaha ya^^

2 pemikiran pada “Memulai Usaha Tanaman Hias

    • Amiin… Iya sangat membantu sekali buat yang mau mulai usaha tapi bingung mencari suplier dan pemasaran. Makasih ya sudah mampir. Salam 🙂

Silakan meninggalkan jejak. Insya Alloh saya kunjungi balik^^

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.