#JanganTakutBerbagi Menjadi Filantropis

“Hei, Khan. Kau ini terlalu berprasangka. Jangan buruk sangka, dong. Mentang-mentang sesama Pakistan, kau berprasangka baik pada Deewan. Kau juga tak tahu kan, apa kepentingannya. Kenyataannya, orang-orang itu sukses besar dan mereka juga dermawan kelas kakap. Jadi sekarang pertanyaannya adalah, mereka sukses besar baru menjadi filantropi, atau sebaliknya, dari awal mereka memang memiliki jiwa penderma sehingga membuka jalan sukses bagi bisnis mereka,” tandas Stefan.

Kali ini aku menyetujui pendapat Stefan. Deewan dan Brown pastilah punya alasan masing-masing mengapa mereka banyak berderma dalam bisnis mereka.
(Cuplikan Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika, hal 34)

Saya sengaja menukil kisah tersebut untuk menggambarkan filantropi. Filantropi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, philaen yang berarti cinta dan anthropos yang berarti manusia. Filantropi dalam KBBI diartikan sebagai cinta kasih (kedermawanan dan sebagainya) kepada sesama. Sementara filantropis artinya bersifat filantropi.

Dengan kata lain, filantropi merujuk pada kegiatan beramal. Kembali kepada novel, tokoh Deewan seorang Pakistan yang membuka bisnis makanan all you can eat dan Philipus Brown pria Amerika yang memberi 100 juta dolar untuk beasiswa anak korban perang.

Jika boleh saya menyebutnya inilah The power of giving. Keajaiban memberi yang ingin diteliti Rangga dalam tesisnya melalui bisnis milik Deewan dan Philipus Brown yang tak gulung tikar.

Dalam kehidupan nyata, para pemilik perusahaan raksasa dunia pun menjelma menjadi filantropis. Bill Gates pendiri Microsoft memiliki kekayaan 100,6 miliar USD pada tahun 2019. Bersama dengan istrinya, ia mendirikan yayasan Bill and Melinda Gates dengan fokus pada layanan kesehatan di negara miskin.

Membaca kisah di atas muncul pertanyaan kapan sebaiknya berbuat baik? Apakah harus menunggu kaya raya terlebih dahulu? Lalu mengapa kita harus berbagi?

“Infaqkan dan shadaqahkan dan jangan menunggu sampai ada kelebihan harta.” ~ Asma binti Abu Bakar

Asma’ binti Abu Bakar dan saudara perempuannya Aisyah, istri Muhammad SAW merupakan perempuan yang dikenal dermawan. Perbedaannya seperti yang diceritakan Abdullah bin Zubair putra Asma’ adalah jika Aisyah suka mengumpulkan semua terlebih dahulu baru membagikan sedangkan Asma’ tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok.

Seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. 

#JanganTakutBerbagi dan menunggu untuk berbuat baik. Karena berbagi tidak melulu soal nominal yang utama adalah niat dan ikhlas. Layaknya resep 3M yang dipopulerkan AA Gym, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai saat ini dengan apa yang kita miliki. Apakah itu berupa ilmu, tenaga, maupun pemikiran. Sehingga tidak ada alasan menunda untuk berbagi dan saling menolong.

Di antara sedekah yang utama adalah dilakukan ketika masih muda. Saat memiliki kesehatan, kekuatan, dan mempunyai harapan hidup lebih lama dan nafsu ingin kaya. Kalau belum bisa berbagi layaknya para konglomerat saat ini banyak lembaga filantropi yang bisa memfasilitasi.

Sudah siap berbagi bukan?^^

Referensi:
Arti Kata Filantropi
Arti Kata Filantropis
Filantropi
Keajaiban Sedekah
Mengapa Miliader Dunia Seperti Bill Gates Hingga Jack Ma Menjadi Filantropis?
Wanita-Wanita Terkemuka: Asma’ Binti Abu Bakar Pemilik Dua Ikat Pinggang
39 Ayat yang Menjelaskan Tentang Berbagi dan Bersedekah

 

Silakan meninggalkan jejak. Insya Alloh saya kunjungi balik^^

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.