
Bulan Ramadan tidak bisa dipisahkan dengan ngabuburit. Yaitu kegiatan menunggu berbuka puasa.
Ketika saya sedang berada di Klaten, tempat favorit yang selalu saya kunjungi yaitu bukit Sidagora. Bukit ini awalnya lebih dikenal dengan nama bukit “turis”. Bukit ini berada di kawasan wisata Rowo Jombor.
Untuk sampai ke puncak bukit “turis” hanya membutuhkan waktu 10-15 menit tergantung kecepatan. Singkat ya? Memang ketinggian bukit karst ini hanya kurang lebih 300 mdpl.
Dari puncaknya bisa melihat rowo jombor dengan luas sekitar 198 hektar yang dikelilingi anak pegunungan sewu dan panorama kota klaten di sisi sebaliknya.
Kabarnya, kawasan wisata ini telah banyak berbenah. Sebab, selama Corona saya memang dua tahun belum mudik Lebaran hoho…. (kasihan). Bukit sudah dibangun mirip Singapura dan kawasan Rowo sudah direvitalisasi. Nanti saya update ya!
Di bawah bukit merupakan wisata kuliner rumah apung yang juga merupakan tempat buka bersama favorit. Setiap reunian rasanya tidak afdol jika tidak diadakan di Warung Apung, Rowo Jombor.
Sesuai dengan namanya warung-warung makan ini mengapung di Rowo Jombor. Untuk sampai ke warung apung, pengunjung akan di antarkan dengan getek. Caranya ditarik dengan tali.
Semacam pujaseri, menu di warung apung didominasi ikan tawar dengan menu andalan gurame bakar. Bagi yang tidak suka ikan tersedia juga ayam bakar. Tapi sepertinya tidak semua warung menyediakan menu alternatif. Jadi harus baca menu dulu baik-baik. Memang aneh juga jika di lokasi kulineran air tidak makan ikan seperti saya. Saya pribadi kurang suka ikan tapi tak pernah menolak jika diajak ke warung apung.
Tidak hanya bagi masyarakat Klaten, warung apung juga menjadi jujugan daerah sekitarnya seperti Yogyakarta dan Solo.
Jika ingin menggelar buka bersama di sini, kiat dari saya adalah pesan tempat dulu. Pilih warung yang nyaman. Meski terdiri dari banyak warung, biasanya yang favorit hanya nama itu-itu saja. Kalau langganan alumni kami, pilihannya Ilham atau Pondok Roso. Warungnya luas dan masakannya enak, rata-rata bilang begitu.
Nah, saat Ramadhan dan Lebaran pengunjungnya bakal membludak itulah mengapa saran saya booking dulu lokasi sesuai selera.

Saat memutuskan berbuka di sini, jangan datang mepet maghrib dengan harapan begitu sampai langsung makan. Kalau seperti itu tidak seru sebab tidak bisa menikmati panorama di sekeliling rowo. Usahakan bada asar sudah berangkat. Sehingga bisa keliling rowo dan mencoba beragam atraksi dulu.

Si sini juga banyak lokasi pemancingan, tambak warga, melihat pemancing, menghirup hawa khas pedesaan, hingga jika beruntung bisa mendapat sunset dan kokohnya Gunung Merapi di kejauhan.

Kalau pulang kampung di hari-hari biasa, saya dan kakak, hobi berburu cilok di kawasan ini. Tidak ada langganan juga. Tapi pasti ada penjual cilok di sini. Cerita singkatnya penjual some alias cilok keliling favorit di daerah rumah kami sudah tidak jualan. Jadi kalau ingin makan cilok ya ke sini sekaligus jalan-jalan membawa krucil.

Untuk ke sini lokasinya gampang. Sekitar delapan kilometer sebelah tenggara Kota Klaten. Letaknya di Dusun Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Versi lain tulisan saya tentang Rowo Jombor pernah dipublikasikan di Detik Travel Rowo Jombor di Klaten, dari Restoran Apung Sampai Bukit Sidagora