Hi Buddies,
Selama masa #DiRumahSaja akibat pandemi Corona ini saya memanfaatkannya untuk mengasah keterampilan menulis. Saya mengaku suka menulis. Tapi blog saya banyak bolongnya. Menulis diary sudah lama juga di-skip. Setahun ke belakang saya pasif dengan aktivitas ini.
Walaupun suka menulis yang namanya keterampilan kalau kelamaan dorman akan menumpul. Saat itu, saya sendiri bingung mau menulis apa. Parahnya, untuk mendapatkan ide kalimat pertama pun bisa berjam-jam. Padahal, seperti dibilang kebanyakan penulis, kalimat pertama ini sangat menentukan kelancaran kalimat-kalimat selanjutnya.
Bagaimana bisa lancar, jika kata pertama saja tidak keluar??? Writer’s Block!
Untuk memulainya kembali saya mengikuti beberapa challenge menulis:
#NulisBarengStiletto
Tantangan menulis di Instagram ini diadakan oleh Penerbit Stiletto Book selama sebulan penuh yang sudah dimulai sejak 1 April 2020. Tema penulisan akan dibagikan secara harian. Tulisan-tulisan bertema dadakan seperti ini sangat membantu otak lebih kreatif.
Saya sendiri untuk tema yang dekat dengan keseharian bisa menulis panjang lebar di caption. Sebaliknya, untuk tema yang agak sulit bagi saya hanya bisa mampu menulis sepatah dua patah saja. Tantangan ini sangat membantu bagi saya sebagai pemanasan untuk memulai kembali keterampilan menulis dan mengeksplor ide-ide baru.
Peserta terbaik mingguan dan yang paling rajin ikut bakal diganjar reward paket buku Stiletto seharga Rp 500 ribu dan e-certificate. Apakah saya menjadi salahsatunya? Kalau menilik caption dan foto yang saya ikutkan sih kayanya ga semaksimal peserta lain deh. Kalau rajin ikut, iya 😀
#BPN30DayRamadhanBlogChallenge2020
Sejak tanggal 20 April 2020, Blogger Perempuan menggelar challenge menulis selama Ramadan. Challenge ini lebih menantang karena jumlah katanya harus lebih banyak dari caption Instagram yang terbatas. Walaupun dalam persyaratan minimal jumlah katanya tidak dibatasi tapi saya membiasakan menulis minimal 300 kata. Katanya, standar tulisan di blog.
Tema harian yang sudah ditentukan dan dibuka sejak pengumuman bisa membantu berpikir lebih awal. Ohya, postingan ini adalah tulisan saya untuk tema hari ke-11 mengenai keterampilan yang dipelajari saat di rumah.
Apresiasi yang diberikan Blogger Perempuan berupa saldo gopay @250K untuk 10 blogger beruntung dan 10 buku “Explore, Enjoy, & Repeat (Catatan Perjalanan dari 20 Negara)” Yani Lauwoie untuk pemenang hiburan.
Apakah nama saya akan masuk dalam 20 kategori tersebut? Sebelum menjawab itu, saya harus menjawab dulu pertanyaan apakah saya mampu konsisten menyelesaikan tantangan ini? karena pengalaman-pengalaman sebelumnya saya tak pernah tuntas mengikuti challenge blog. Di tantangan BPN sebelumnya saya hanya mentok di hari ke-15. Akhirnya saya menyerah karena tidak bisa membagi waktu dengan kedua anak yang masih balita dan yang kecil masih menyusu.
#SamberTHR Kompasiana
Challenge selanjutnya yang saya lakukan untuk menantang diri saya sendiri adalah berkomitmen ikut satu hari satu artikel di Kompasiana selama Ramadan. Atau lebih dikenal dengan Samber atau Satu Ramadan Bercerita.
Tahun kemarin saya absen. Dua tahun lalu saya ikut. Tapi bolong-bolong dan mentok sehari menjelang Idul Fitri. Waktu itu alibinya, idem di atas, Abang masih menyusu dan belum bisa ditinggal dalam waktu yang lama. Kemudian, menjelang Idul Fitri saya mudik ke kampung Ibu Angkat yang langka sinyal. Ya sudahlah!
Hampir sama dengan BPN, namun tema Samber dibuka setiap pekan dan ada mysteri topic yang baru dibuka h-2. Jika BPN lebih longgar dalam mengirim link melalui inlinkz dan link pengiriman baru dibuka tanggal 17 Mei, di Samber harus di-publish hari itu dan tidak usah setor link lagi.
Jika permulaan menulis biasanya lancar dan bersemangat, awal menulis Samber sudah menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Dimulai tanggal 27 April 2020, saat itu juga dua anak saya sakit berbarengan dan Abang terkena cacar air. Belum lagi, saya sudah berkomitmen ikut dua tantangan sebelumnya. Jadilah, Samber menjadi prioritas ketiga.
Menahan kantuk yang amat dahsyat dua hari pertama tulisan saya selesai menjelang tengah malam. Untuk Samber, tulisan yang di-submit melebihi batas waktu tema harian tidak akan dinilai. Dan yang paling penting tulisan yang telah di-publish akan dikunci moderator sehingga tidak bisa diedit hari berikutnya.
Semoga seperti pepatah yang saya dapat dari Merry Riana, selesaikan apa yang sudah kamu mulai. Saya pun bisa menyelesaikan semua tantangan yang saya ikuti. Karena itulah tujuan atau niat awal saya mengikuti tantangan agar konsisten menulis, menajamkan “insting”, memperkaya diksi, dan tetek bengek dunia penulisan lainnya. Walaupun tidak munafik, ngincar hadiahnya juga sih 😀
Ini saya kasih banner-nya, biar ngiler sama-sama.
Aktivitas selama Ramadan dan Idul Fitri yang dibatasi dan himbauan tidak mudik selama masa Corona menjadi kesempatan bagi saya. Abang sudah tidak menyusu dan Kakak melepas masa balita, jadi SAYA HARUS BISA!
Ceritakan juga yuk, keterampilan apa yang kamu pelajari selama di rumah? Ikutan #BPNRamadhanBlogChallenge2020 juga ya!