Membongkar “Sang Pemimpi” Dalam Diri Melalui DreamCatcher

Hi BookBuddies,

Ingat banget hampir tujuh tahun lalu, menemukan buku ini di deretan koleksi buku TOGA MAS SUPRATMAN BANDUNG. Sebagai seorang pejuang mimpi, buku ini berhasil membuatku berhenti. Lembar demi lembar kubuka. Hingga tiba di halaman 73 yang berisi 50 My Life List (2004) dari penulis. Aku suka buku ini. Tapi ada satu yang membuatku risih. Di cover belakang tertulis jika usia penulis 21 tahun. Mungkin sekitar dua-tiga tahun dibawahku waktu itu. Gengsi rasanya belajar dari orang yang lebih muda dari kita. Hingga akhirnya aku sadar, usia bukan halangan untuk belajar. Umur tidak menentukan jumlah pengalaman. Tapi bagaimana kita bisa rendah hati untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik.

DREAMCATCHER

IMG_20200820_191637~2

Penulis: Alanda Kariza
Editor: Resita Wahyu Febiratri
Penerbit: Gagas media
Cetakan Pertama, 2012
Xii + 220 hlm; 14 x 20 cm
ISBN 979-780-537-9

BLURB

Dreams are necesarry to life

–Anais Nin

Mimpi itu kebutuhan. Layaknya udara, tanpa disadari, aku, kamu, dan kita semua membutuhkan mimpi. Mimpilah yang menuntun kita atas apa yang kita kerjakan saat ini karena hari ini adalah jawaban atas mimpi kita tempo hari.

DreamCatcher memberikan gambaran tentang bagaimana merancang mimpi. Inilah rancangan hidup yang kita coba reka sendiri. Alanda Kariza berbagi hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menciptakan mimpi dan meraihnya sejak dini. Memanfaatkan kekurangan, meningkatkan produktivitas, dan berbagi dengan orang lain adalah beberapa di antaranya.

Buku ini dilengkapi dengan lembar aktivitas untuk mencatat hal-hal yang ingin kita capai. Tak ketinggalan, ada pula profil para sosok muda yang sukses mewujudkan impian.

So, live your dreams. Hidup yang dipenuhi mimpi akan banyak bercerita tentang masa depan.

 

AFTER READ THIS BOOK

Seandainya saya membaca buku seperti ini sewaktu masih sekolah atau kuliah dulu, mungkin prestasi yang saya torehkan akan lebih banyak??? Mungkin saat ini saya berada di titik yang lain?

Buku ini diantarkan oleh Monique Coleman, Duta Anak Muda PBB yang pertama di dunia. Baginya membebaskan “sang pemimpi”  dan potensi tidak terbatas yang kita miliki dari dalam diri bisa mengantarkan kita ke pintu gerbang keajaiban.

Mungkin isi buku ini secara garis besar sama saja dengan buku motivasi atau pengembangan diri lainnya. Tanpa kesadaran dari dalam diri, buku ini rasanya tiada gunanya juga. Bisa saja kita berpikir “oh dia bisa menjadi begitu kan karena memang anak orang kaya, anak pejabat, anak orang berpendidikan tinggi, dan bla…bla…blaa… Karena motivasi terbaik adalah dorongan dari jauh lubuk terdalam diri sendiri untuk perubahan yang lebih baik.

IMG_20200820_191724~2

Tapi bagi saya, prinsip-prinsip yang dibagi Alanda lewat bukunya bisa menjadi semacam “guide” yang membantu kita untuk tetap di trek agar tidak melenceng dari impian yang kita raih. Agar kita tidak berkompromi dan tetap realistis dalam menggapainya.

“Memiliki impian dan keinginan untuk melakukan suatu hal ibarat memberi bensin ke dalam tangki yang kosong. Ialah yang membuat kita berani berjalan mengarungi berbagai cerita dan tujuan yang hidup ini tawarkan.” –hal 10

Ketika kita terbuka dan jujur terhadap diri sendiri, buku ini rasanya dapat membuka atau mengorek-orek apa impian sejati kita. Alasan kenapa saya kembali membaca buku ini di usia yang sudah menginjak kepala tiga ini, di antaranya adalah menemukan kembali, membangkitkan kembali gairah apa yang ingin saya lakukan yang begitu saya cintai untuk kerjakan yang bisa bermaslahat bagi orang lain dan lingkungan. Intinya, “sebenarnya mau dikenal sebagai apa saya ini?”

Dalam buku ini, saya takjub pada seorang Alanda yang tidak pernah memiliki plan B. Sebuah prinsip yang diturunkan oleh ibunya. Ketika ia sudah memutuskan maka ia harus bekerja keras mewujudkannya. Misalnya saat memilih kampus, melamar pekerjaan, pasti kita memiliki cadangan. Seandainya kita tidak diterima di perguruan tinggi negeri ya ke swasta, kalau tidak diterima di perusahaan A ya di B, dan seterusnya…

“Buat prioritas dan pastikan semua hal yang berada di dalam daftar itu bisa kita lakukan dengan sepenuh hati dan bertanggung jawab.” –hal 197

Namun, bukan berarti seorang Alanda tidak pernah gagal. Ia juga pernah mengalami “masa gelap”. Bagaimana ia mengambil keputusan saat sulit, bagaimana ia tak menyerah, dan bagaimana ia bertindak “dewasa” di usianya yang saat itu masih muda, Alanda membaginya dalam buku ini. Semua orang sukses pernah gagal dan yang membedakan dengan orang biasa adalah, bagaimana mereka bangkit dan tidak menyerah atas kegagalan tersebut.

IMG_20200820_191813~2

DreamCatcher dilengkapi worksheet yang membantu kita keluar dari jalan buntu. Asal kita jujur dan mau meluangkan sejenak untuk mendengar suara hati. Usai membaca buku ini, saya akhirnya sadar banyak peluang yang ada di sekitar saya yang sudah Alloh SWT berikan. Hanya saya saja yang tidak peka dan melewatkan begitu saja. Ibarat peribahasa, “Kuman di seberang lautan tampak, gajah di depan mata tak tampak”. Karena saya terlalu sibuk ingin melihat yang hanya ingin saya lihat, saya membutakan mata saya dari hal-hal sederhana, seperti batu kerikil yang bakal menjelma menjadi emas di kemudian hari asal saya ulet, fokus, tekun, sepenuh hati, dan bertanggung jawab atas pilihan saya.

Secara keseluruhan saya suka buku ini, dari layoutnya, desainnya, dan penggunaan visual melalui gambar dan kertas berwarna. Hanya saja saya menemukan typo penulisan therefrore pada halaman 185 dan …peradilanibu… halaman 207.

Pada akhirnya, membaca buku ini rasanya saya ingin kembali masa SMA atau saat di kampus. Rasanya begitu banyak kesempatan yang telah saya lewatkan sewaktu muda. Usia muda adalah usia emas untuk menggapai impian maupun meletakkan pondasi saat kita belum direpotkan dengan urusan keluarga maupun anak. Namun, bukan berarti buku ini hanya untuk anak muda.  Seperti judulnya DreamCatcher buku ini buat mereka yang hidup dan menghidupkan mimpi. Bagi aku sendiri tak ada kata terlambat untuk terus berjuang meraih mimpi, meski sekarang sudah berbuntut dua tapi bukan alasan untuk mengubur mimpi yang belum tercapai.

IMG_20200820_204104~2

Bagi saya buku ini, it is great to renew your dream.

Jadi, buat Buddies yang hidup dengan mimpi, berapapun usia kamu, buku ini cocok untuk menghidupkan mimpi dan mewujudkannya. Walaupun cetakan lama, di e-commerce masih banyak yang menjual edisi preloved dengan harga terjangkau. Lebih baik membeli bekas daripada membeli baru tapi tidak original. Dengan membeli buku bajakan berarti kamu memutus royalti ke penulis. Stop bajakan, ya!

 

*Foto dan buku: koleksi pribadi

Bandung #007

Silakan meninggalkan jejak. Insya Alloh saya kunjungi balik^^

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.