[Review Buku] Maryamah Karpov

Halo BookBuddies.

Maryamah Karpov merupakan buku keempat atau terakhir dari Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Memang buku lawas, sih, tapi memang aku belum sempat membaca buku ini. Walaupun sebenarnya aku sangat terusik dengan judulnya, kenapa Maryamah Karpov?

Mimpi-Mimpi Lintang

MARYAMAH KARPOV

Andrea Hirata

Yogyakarta: Bentang, 2008 [cet.7, 2010]

ISBN 978-979-1227-45-2

Maryamah Karpov diawali dengan narasi tentang kedudukan seorang ayah bagi anak lelakinya. Ayah yang pendiam yang rela berbuat dan tidak akan pernah mengatakan “tidak” kepada anaknya, seorang buruh di Meskapai Timah Belitong. Bagi sang anak setiap perkataan ayahnya, bak dibungkus tilam yang ditempatkan di atas nampan pualam. Lelaki itu, Ikal akhirnya bisa menepati janji terhadap dirinya sendiri untuk sekolah setinggi-tingginya.

“… aku bersumpah akan sekolah setinggi-tingginya, ke negeri manapun, apapun rintangannya, apapun yang akan terjadi, demi ayahku.” –hal. 12

Ikal kembali ke tanah air usai menyelesaikan studinya di Prancis. Ia pun menggambarkan betapa kontrasnya Eropa dengan Indonesia. Begitu tiba di Indonesia, ia disambut dengan segala ketidakteraturan termasuk pengalamannya naik kapal besar Lawit yang berlayar dari Tanjung Priok ke Kalimantan tapi akan mampir di Pulau kecil Belitong. Seperti biasa dengan gayanya, ia bisa menuliskan sesuatu yang miris menjadi sebuah –lelucon- yang mengocok perut. Bagaimana ia bercerita harus turun dari kapal menggunakan tangga pada dini hari dengan mulut samudra yang bisa menerkamnya kapan saja? Bagaimana jas yang ia persiapkan untuk berjumpa kedua orangtua langsung cepat lusuh di perahu penjemput karena kapal tiba saat laut surut. Sebuah ironi, tapi mampu dikemas sangat menghibur.

Sesampainya di kampung halaman, Ikal seakan menggambarkan sebagian besar kondisi anak bangsa ini. Sarjana-sarjana yang usai menempuh studi kembali ke kampung halamannya dan menjadi pengangguran. Karena tak ada lowongan pekerjaan yang cocok dengan kualifikasinya. Sebenarnya, sebagai pembaca laskar pelangi, ada gemuruh dalam hatiku. Kenapa ceritanya kok gini. Bukankah dia pemuda miskin yang mengadu nasib di Jawa kemudian berhasil mendapatkan beasiswa untuk sekolah di Sarbonne Paris (diceritakan di tiga buku sebelumnya). Mengapa tidak dibuat cerita kesuksesannya?

“Tak jadi sarjana, dan tak tinggi harapan, barangkali akan membuat hidup lebih mudah. Maka di negeri ini, para pemimpi adalah para pemberani. Mereka kesatria di tanah nan tak peduli.” –hal 129

To make a difference! Membuat perbedaan.”

… bahwa salahsatu manfaat pendidikan adalah agar orang dapat membedakan.

“Itu adalah kalimah yang biasa dipakai orang-orang USA, dan lihatlah majunya peri kehidupan mereka.” –hal 205

Ikal justru diceritakan kembali mengejar A Ling, cinta pertamanya, gadis peranakan Tiong Hoa. Pencarian  itu bermula ketika ada penemuan jenazah di laut yang kemudian dibawa ke Manggar. Ikal melihat rajah samar-samar di lengan mayat seperti yang pernah dilihatkan A Ling padanya. Ikal berpikir mereka pasti saling terkait dengan keberadaan A Ling.  

Ikal kini mempunyai mimpi baru, yaitu menemukan A Ling bagaimanapun caranya. Karena tak ada seorangpun yang bersedia membawanya ke Batuan, pulau loncatan para pengadu nasib illegal untuk menyeberang ke Singapura, ia bertekad membuat perahu sendiri. Ia yakin A Ling ada di sana.

“Ajaib, mereka tak pernah kemana-mana, tak pernah meninggalkan sudut bumi di pulau terpencil ini, tapi menemukan semua yang mereka cari. Sementara aku, telah melintasi samudra, berbagai negeri nan jauh, dan benua-benua asing, tapi tak menemukan apapun, tidak juga cinta itu, sungguh menyedihkan.” –hal. 268

Ikal bekerja keras membanting tulang demi mengumpulkan uang untuk membuat perahu. Namun, begitu uang terkumpul, ia bingung bagaimana membuat perahu. Sebab, orang-orang yang dimintai bantuannya sudah terhasut oleh Eksyen dan orang-orang yang bertaruh untuk kegagalannya. Orang Belitong diceritakan Andrea suka berjudi terhadap apapun. Hingga akhirnya penyelamatnya datang seperti sejak kecil dahulu, Lintang.

“Kesulitan akan gampang dipecahkan dengan mengubah cara pandang, Boi.” –hal 285

Mengapa pada sub judul ada “mimpi-mimpi Lintang”? Mungkin karena Andrea memasukkan beberapa bab yang peran Lintang sangat intensif. Tapi terkait mimpi Lintang sendiri, aku tidak bisa menemukannya dengan pasti. Di sini diceritakan Lintang yang tetap jenius meskipun putus sekolah dan ia telah menjadi saudagar kaya di pulau seberang sebagai juragan kopra. Ikal sendiri membandingkan dirinya dengan Lintang yang sungguh ironis.

Perahu asteroid Ikal akhirnya jadi dengan bantuan Lintang dan Mahar, yang kini menjadi dukun. Ia berhasil melayar hingga batuan dan menemukan A Ling. Lalu membawanya pulang.

Rahasia

Kuberi tahu satu rahasia padamu, Kawan

Buah paling manis dari berani bermimpi

Adalah kejadian-kejadian menakjubkan

Dalam perjalanan menggapainya –hal 433

Saat membaca pertengahan bab ini, aku merasa ada yang kurang sebab sosok ayah yang diceritakan di bab awal tidak muncul saat Ikal “menggila” dengan upayanya menemukan A Ling. Hanya ibunya itupun dengan porsi yang sangat kecil. Namun, tiba-tiba sosok ayah muncul di bab akhir. Bagaimana sang ayah terdiam ketika Ikal menceritakan semua tentang perempuan Ho Pho itu. Sangat berbeda ketika ia memberikan jawaban Arai untuk Zakiyah binti Nurmalah.

“Matanya kosong, wajahnya pias, aku tahu makna wajah Ayah, bahwa ia mengatakan tidak.” –hal 502

Lalu bagaimana dengan “Maryamah Karpov” sendiri? Maryamah sendiri tak banyak diceritakan dalam buku ini. Ia hanya disebut bagaimana ia bisa mendapatkan nama Karpov dibelakangnya. Karena perempuan itu pandai memainkan langkah-langkah catur gaya Karpov. Orang-orang Belitong kerap memberi julukan atas kebiasaan/keahlian/kejadian yang tak terlupakan si empunya. Porsi anaknya Nurmi sedikit lebih banyak karena, lewat biolanya Nurmi menjadi penghiburan ketika Ikal lelah usia membuat perahu.

Sebuah akhir menggantung, yang rasanya aku tak terima. Tapi apapun itu, itulah keputusan sang penulis Andrea Hirata.

Semoga bermanfaat ya^^

Bandung #015

Silakan meninggalkan jejak. Insya Alloh saya kunjungi balik^^

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.