Syungkyunkwan Scandal: “Setiap Hari Adalah Perjuangan”

Judul: Sungkyunkwan Scandal (Hangul: 성균관 스캔들)

Produksi: Korean Broadcasting System

Sutradara: Kim Won Suk, Hwang In Hyuk

Tanggal penayangan asli: 30 Agustus –

2 November 2010

Jumlah episode: 20

Genre: historical, romance, comedy

Pemain:

Review Syungkyunkwan Scandal

Drama Syungkyuwan Scandal diadaptasi dari novel berjudul “Sungkyunkwan Yoosaengdeului Nanal” karya Jung Eun Gwol. Drama Sageuk ini berkisah mengenai gadis muda yang “terjebak” menjadi pelajar di Syungkyunkwan, institusi khusus yang dibiayai negara para pria yang akan menjadi pejabat pemerintah di kemudian hari. Mungkin semacam Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) di Indonesia. 

Screenshot_20210328-042710

Syungkyunkwan Scandal mengambil setting di Banchon, mirip dengan kota kampus masa kini. Sebuah distrik terendah di Joseon. Berlatar tahun 1791 pada era Joseon di bawah kepemimpinan Raja Jeong Jo cucu Raja Yeong Jo. Mirip ya namanya. Bagi yang suka nonton “Dong Yi”, Raja Jeong Jo ini adalah anak Dong Yi atau selir Choi Suk Bin. Ia merupakan raja ke-22 Dinasti Joseon yang visioner.

Meskipun bergenre fiksi sejarah, ada beberapa nama yang merupakan atau terinspirasi dari tokoh Korea saat itu. Selain Raja Jeong Jo, ada nama Profesor Jeong Yak Yong yang merupakan seorang penganut Katolik dan pemikirannya terpengaruh modernitas ajaran Barat yang terbuka. 

Drama ini dibuka dengan penggambaran kesibukan di kampus Syungkyunkwan. Seperti sedang menyambut liburan akhir tahun dan pengumuman ujian untuk menerima murid tahun ajaran baru. Lantas gambar bergerak ke lalu lalang warga Banchon dan berhenti di sebuah toko buku. 

Adalah Kim Yoon Hee (Park Min Young), seorang penulis perempuan yang bertugas menyalin buku-buku di toko milik Tuan Hwang. Namun, saat itu peran perempuan belum diakui sehingga ia terpaksa menyamar sebagai laki-laki dan menggunakan identitas adiknya, Kim Yoon Shik. Mungkin sebelum era emansipasi wanita oleh RA Kartini jika di Indonesia.

Bakat menulis yang akhirnya membebaskannya dari utang keluarga dan menyelamatkannya dari menjadi selir Menteri Peperangan. Namun, bakat tersebut juga membawanya harus “terjebak” menjadi murid laki-laki di Syungkyunkwan. 

Di Syungkyunkwan, Yoon Shik dijuluki Dae-Mul “Pria besar/hebat” oleh kawan-kawannya. Ia juga tergabung dalam “Jalgeum Kuartet” bersama Lee Sun Joon (Micky Yoochun/Park Yoo Chun), Mun Jae Shin, dan Goo Yong Ha (Song Joong Ki). Mereka adalah lambang persatuan karena Yoon Shik dari Namin (golongan rendah), Sun Joon anak perdana menteri dari Noron, Moon Jae Shin (Yoo Ah In) anak penyidik agung dari Soron, dan Yong Ha digambarkan sebagai anak bangsawan. Katanya sih F4 versi Dinasti Joseon.

Karakter keempatnya pun beragam dan digambarkan sangat kuat. Sun Joon si Ga-Rang/pria idaman seorang perfeksionis, pembelajar, jarang bergaul, dan tidak bisa basa basi. Yoon Shik yang terbuka, ramah, gigih, dan cerdas. Jae Shin sang Geol-Oh/Kuda Liar seorang yang cuek, setia kawan, dan cenderung bertindak semaunya sendiri. Yong Ha si Yeo-Rim/playboy bekas “anak buah” Ketua Pelajar Ha In Soo yang slengekan, modis, namun tak jarang menjadi solusi bagi masalah teman-temannya.

Kebahagiaan dan rasa bebasnya menuntut ilmu tak bertahan lama karena identitasnya diketahui oleh Profesor Jeong. Ia pun harus membuktikan pada Prof. Jeong bahwa ia bisa menjadi Juara I dalam kontes memanah akbar yang diadakan Yang Mulia di kampus agar tidak dikeluarkan dari sekolah. 

Prestasi, kegigihan, dan ketangguhan Kim Yoon Shik membuat Prof. Jung tetap tutup mulut. Suatu hari “Jalgeum Kuartet” mendapatkan misi rahasia untuk menemukan “Geumdeungjisa” warisan kakek raja. Sebuah wasiat yang dipercaya bisa menggulingkan fraksi Noron yang menguasai pemerintahan dan menjadi alasan kuat bagi raja untuk memindahkan ibu kota ke Hwa Seong. Mereka terseret ke masa sepuluh tahun lalu.

Keberadaan dan gerak-gerik “Jalgeum Kuartet” tidak disukai oleh Ha In Soo yang juga merupakan anak Menteri Perang. Jika ingat F4 di Meteor Garden merupakan penguasa, di sini mereka justru yang dicari-cari kesalahannya. In Soo selalu berusaha mendepak “Jalgeum Kuartet” terutama Yoon Shik karena dianggap merebut pujaan hatinya (padahal kan Yoon Shik aslinya perempuan, masa jeruk minum jeruk :D). Ia dan anak buahnya juga terus menghalangi misi empat sekawan tersebut.

Kim Yoon Hee; Perempuan Tangguh Tak Kenal Menyerah

Kim Yoon Hee mewarisi kecerdasan di bidang sastra dari sang ayah, Kim Seong Hoon. Bakat menulis yang bahkan ditentang oleh sang ibu. Hal ini mengingatkan aku pada masa sebelum RA Kartini. Perempuan identik dengan 3M yaitu masak (memasak), macak (berdandan), dan manak (melahirkan).

“Wanita yang mendapat uang dari menulis hanya pelacur. Bakatmu dalam menulis merupakan racunmu sendiri.” Ibu Kim Yoon Hee

Karena tidak mau dijual menjadi selir demi melunasi hutang keluarga, ia terpaksa melanggar prinsipnya dan bersedia menjadi joki dengan bayaran mahal. Ia salah mengenali orang yang menyewanya. Ia mengira Lee Sun Joon sebagai penyewanya. Namun, melihat bakat Kim Yoon Hee, Lee Sun Joon justru “menjebak” agar Yoon Hee ikut ujian negara dengan namanya sendiri. Mau tak mau Yoon Hee ikut ujian dengan nama adiknya, Kim Yoon Shik. 

Jawaban jujur yang berisi pengakuannya berada di situ sebagai joki secara mengejutkan diapresiasi oleh Yang Mulia, Raja Jeong Jo. Atas titah Raja, Yoon Shik diperintahkan untuk belajar di Syungkyunkwan untuk membantunya kelak memerintah dan membangun impian Joseon di masa depan. 

Dari awal masuk Syungkyunkwan, tak mudah bagi Yoon Hee. Ia harus menghadapi Ketua Pelajar dan anteknya termasuk Goo Yong Ha (sebelum menjadi “Jalgeum Kuartet” dalam masa orientasi. Yong Ha yang sudah sejak awal curiga jika Yoon Hee perempuan berencana untuk membongkar kedoknya di depan semua murid.

Lolos dari masa orientasi, Yoon Hee menghadapi kecemburuan dari In Soo. Pujaan hati In Soo, Choseon justru secara terang-terangan menyatakan memberikan hati kepada Yoon Hee. Hal ini membuat In Soo marah dan membuat Yoon Hee terluka saat latihan memanah dalam menghadapi Kontes Memanah Akbar.

“Setiap hari adalah perjuangan.” Kim Yoon Hee

Tragedi ini membuat identitas Yoon Hee diketahui Prof. Jeong. Profesor bersikeras mengeluarkan Yoon Hee. Namun, Yoon Hee meminta kesempatan. Sebab, baru pertama kali ia merasa bebas belajar. Walaupun tidak secara terang-terangan mendukung Yoon Hee, Prof. Jeong mengizinkannya tetap di Syungkyunkwan asal timnya bisa menjadi juara dalam kontes memanah.

Adegan saat latihan memanah ini adalah scene favorit aku. Sutradara berhasil menunjukkan kerja keras Yoon Hee. Ia dibantu Sun Joon dan Jae Shin memanah dari nol. Berikut cuplikan dialog Prof. Yu dan Prof. Jeong saat melihat perkembangan memanah Yoon Hee yang tetap dipanggil Yoon Shik.

Prof. Yu: “Kim Yoon Shik mempunyai bakat memanah.”

Prof. Jeong: “Dia hanya butuh lima hari untuk belajar menarik tali busur. Masih banyak yang harus dipelajari olehnya.”

Prof. Yu: “Tapi dia tidak menyerah. Dia memulainya jauh terlambat dibandingkan yang lain. Dia bisa saja putus asa atas kelemahan dan ketidakcocokannya, tapi dia tidak menyerah. Ketekunan. Bakat apa lagi yang dibutuhkan seseorang.”

Melalui percakapan kedua guru tersebut, aku menggarisbawahi KETEKUNAN. Entah mengapa ini mengingatkanku sendiri untuk tidak menyerah. Begitu juga saat ngeblog. Kadang aku merasa terlambat untuk benar-benar serius terjun di dunia blog. Aku baru mulai aktif setelah menjadi ibu di antara anak-anak muda yang sudah dilengkapi dengan talenta digital seperti grafis maupun estetika penunjang sementara aku masih hanya dengan modal nulis.

Adegan latihan memanah Yoon Hee ini pun sangat manusiawi karena biasanya film akan terkesan muluk-muluk. Keberuntungan dan keajaiban bisa saja tiba sewaktu-waktu tergantung sutradara. Ia pun menanyakan keraguan terhadap kemampuannya sendiri. 

Yoon Hee: “Apa menurutmu aku akan berhasil?”

Sun Joon: “Entahlah itu tak akan mudah… Kau memiliki pundak yang lemah dan lengan yang kecil. Napasmu tak beraturan dan kakimu tidak cukup kuat. Tapi… Jika seseorang mau berusaha keras… pasti ada jalannya.”

Kesulitan Yoon Hee tidak berhenti di situ. Setelah itu, ia dituduh mencuri. Semua temannya percaya bahwa ia mencuri kecuali Lee Sun Joon, Mun Jae Shin, dan Goo Yong Ha. Semua bukti mengarah padanya. Bahkan, saat menemukan pencurinya, ia tak lantas memaksa si pencuri mengaku di depan Raja agar ia terbebas dari tuduhan. 

“Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa melakukannya dan bisa dipercaya. Aku ingin membuktikannya pada diriku sendiri.” Yoon Hee kepada Mun Jae Shin.

Yoon Hee merasa kasihan usai mengetahui alasan pencuri. Ia mencuri karena ingin melakukan upacara pemakaman ibunya secara layak. Yoon Hee seolah tertampar, ia diingatkan kembali kepada kehidupannya yang miskin sebelum masuk Syungkyunkwan. “Jalgeum Kuartet” tak hanya mampu menemukan pencuri “kecil” tapi juga politisi dibaliknya. 

Para pencuri “kecil” ini hanyalah korban dari ulah politisi. Biaya hidup semakin tinggi akibat harga-harga melambung sementara para pencuri “besar” menerima gratifikasi dari para pedagang terdaftar. Menyentil sekali ya.

Keberhasilan “Jalgeum Kuartet” membuat Yang Mulia memberikan misi rahasia untuk mencari “Geumdeungjisa”. Di sini, Yoon Hee kembali diuji. Kembali ke masa lalu, akhirnya Yoon Hee mengetahui jika ayahnya adalah profesor di Syungkyunkwan dan teman kepercayaan Raja sekaligus guru Prof. Jeong. Ia dan kakak Jae Shin dibunuh dalam misi memindahkan “Geumdeungjisa”. Semua tuduhan mengarah kepada perdana menteri alias ayah Lee Sun Joon. Pria yang sudah memenangkan hatinya.

“Kau tak bisa membuatku menyerah hanya dengan berkata bahwa sesuatu tidaklah mungkin.” Yoon Hee kepada Prof. Jeong.

Selain konflik internal Yoon Hee, di segmen ini persahabatan keempatnya diuji. Hingga akhirnya, berkat kegigihan Yoon Hee ia berhasil memecahkan teka teki dan menemukan surat wasiat kakek raja. Namun, keberhasilannya tidak disambut baik karena akhirnya identitasnya terkuak. Jika Raja mengumumkan penemuan “Geumdeungjisa” artinya raja melanggar delapan prinsip konfusius. Lagi-lagi, identitasnya sebagai perempuan menghalanginya.

Menonton drakor ini membuat aku merasa bersyukur dan beruntung. Perempuan saat ini semakin sejajar dengan pria. Tidak hanya dalam pendidikan juga dalam pekerjaan. Aku tak bisa membayangkan betapa terkekangnya perempuan di masa lalu untuk mewujudkan impiannya. Bahkan rasanya para perempuan tak akan pernah berani bermimpi. Sehingga, sudah selayaknya kita perempuan bisa memanfaatkan dengan baik dan bijak.

Oh ya, segmen drakor ini sebenarnya cenderung lebih ke anak muda. Namun, aku pribadi tak segan menonton ulang. Sebab, banyak semangat belajar dan pantang menyerah yang bisa dipetik dari karakter Yoon Hee. Selain itu bertebaran pula kutipan-kutipan dari ajaran konfusius layaknya pepatah yang bisa jadi mutiara kehidupan. Tak hanya itu bahkan Yang Mulia mengutip peribahasa dari ajaran Islam.

“Meski jarum kompas bergerak dengan penuh keraguan, kompas tak akan pernah salah.”

Drama Syungkyunkwan Scandal pun pada KBS Award 2010 diganjar setidaknya enam penghargaan yaitu:

  • Excellence Award, Novella Drama – Actress (Park Min Young/Kim Yoon Hee)
  • Newcomer Actor Award (Micky Yoochun/Lee Sun Joon)
  • Popularity Award (Song Joong Ki/Goo Yong Ha)
  • Netizens’ Award (Park Min Young/Kim Yoon Hee dan Micky Yoochun/Lee Sun Joon)
  • Best Couple Award (Park Min Young/Kim Yoon Hee dan Micky Yoochun/Lee Sun Joon)
  • Best Couple Award ((Song Joong Ki/Goo Yong Ha dan Yoo Ah In/Moon Jae Shin)

Menonton Syungkyunkwan Scandal di VIU

Sebenarnya serial ini produksinya sudah agak lama. Namun, waktu pertama muncul di layar kaca salah satu stasiun televisi swasta, karena kesibukan aku tidak bisa mengikuti per episode. Jangan bayangkan waktu itu nonton drama Korea legal semudah saat ini. Kalau tidak bisa menonton televisi ya membeli DVD. 

Sekitar tahun 2018 atau 2019, akhirnya aku bisa menonton film ini full di aplikasi VIU. Waktu itu mengenal aplikasi ini pertama dari ulasan teman blogger. Wah, sambil mengenang kembali romansa nonton drakor, tanpa ragu aku menginstall VIU. 

Entah kenapa, sayangnya beberapa waktu kemudian judul ini menghilang di mesin pencarian aplikasi. Namun, awal tahun 2021 ini, VIU menghadirkannya kembali. Senangnya bisa putar ulang drama Sageuk yang menurutku sarat inspirasi perjuangan bagi seorang perempuan ini.

Kelebihan nonton drama Korea di aplikasi Viu adalah bisa diatur teks bahasa asli Korea, Inggris, Indonesia maupun tanpa teks alias off. Untuk menghemat kuota disediakan berbagai kualitas dari high, standar, auto, dan data saver. Untuk kenyamanan menonton tanpa iklan bisa meningkatkan layanan premium dengan harga terjangkau.

Tidak hanya drama Korea saja yang bisa dinikmati melainkan ada serial maupun film dari Jepang maupun Asia termasuk Indonesia. Tersedia berbagai genre dari romantis, horor, kerajaan, penambah semangat, hingga terpopuler. Dari yang teranyar hingga nostalgia seperti aku. Aku pun menemukan drama Jepang “Long Vacation” yang sering aku tonton dahulu di VIU.

Nah, jika teman-teman tertarik nonton drama korea juga bisa langsung download aplikasi VIU atau melalui website atau blog.

Semoga bermanfaat^^

Sumber Gambar: tangkap layar VIU

Silakan meninggalkan jejak. Insya Alloh saya kunjungi balik^^

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.