APRIL Mendukung “Green Economy” melalui “Ring Plantation”

Kebiasaan saya dalam memilih produk ramah lingkungan, salah satunya adalah membaca label di kemasan. Tidak hanya yang terbuat dari plastik tapi juga dari kertas. Kertas memang termasuk sampah organik yang bisa terurai dengan sendirinya. Namun, yang sering dilupakan adalah bahwa bahan baku pembuatan kertas adalah dari serat tanaman yang berasal dari hutan.

Selain sebagai bungkus, saya juga menggunakan kertas untuk proses cetak-mencetak. Dalam memilih kertas print, saya juga tidak sembarangan. Saya memastikan di belakang kemasan ada label sertifikat sustainable atau komitmen terhadap kelestarian alam. PaperOne TM merupakan merek unggulan APRIL Group yang terbuat dari 100% serat perkebunan terbarukan dan  bersertifikat PEFC yang memastikan bahwa produk ini berasal dari perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan.

“We are commited to providing the best in products, service and environmental conservation, because in APRIL, we care” – APRIL

Berkelanjutan merupakan penggunaan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil memastikan keberlanjutan sistem dan lingkungan alami saat ini dan di masa depan.

“Sustainability is an integral part to our business. At APRIL, sustainability is talked, led, and driven. The needs and willingness to be sustainable comes from inside. It’s a long-term view on the business.” -Praveen Singhavi, President of APRIL

Transisi energi yang berkelanjutan menjadi salah satu dari tiga prioritas Indonesia dalam G20. Agenda tersebut lebih mengarah pada transisi menuju ekonomi hijau agar bisa lebih adil dan terjangkau, adjust dan affordable. Transisi menuju ekonomi hijau semakin dikuatkan dalam “Lima Agenda Besar Indonesia Maju” yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan pada 16 Agustus 2022 dalam point kedua yang menyebutkan optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau.

Konsep ekonomi hijau bertujuan untuk pemerataan dan peningkatan kesejahteraan sosial, dan secara signifikan mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan kelangkaan ekologis.” – UNEP, 2011

Laporan Green and Decent Job dari International Trade Union Confederation(ITUC) menuliskan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga negara paling potensial menciptakan lapangan kerja di bidang ekonomi hijau setelah Amerika Serikat dan Brazil. Merujuk data tersebut, jika Indonesia melakukan investasi 2 persen dari pendapatan negara untuk ekonomi hijau, maka dalam lima tahun ke depan, Indonesia bisa menciptakan 4,4-6,3 juta lapangan kerja baru. Sehingga sudah seharusnya masyarakat Indonesia termasuk sektor swasta turut mendukung dan menyukseskannya.

Dalam mendukung ekonomi hijau di antaranya saya menggunakan produk-produk dari perusahaan yang memiliki komitmen dalam menerapkan prinsip keberlanjutan. Lalu, saya pun penasaran bagaimana APRIL mendukung Pemerintah Indonesia menuju Green Economy?

APRIL Menerapkan Pendekatan “Ring Plantation”

APRIL mendapatkan konsesi Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dari pemerintah Indonesia sebesar 1 juta hektar. Dari alokasi yang diberikan, sebesar 50% digunakan sebagai hutan tanaman industri dan sebagiannya untuk area konservasi dan penggunaan lain. Rincian area konservasi dan penggunaan lain yaitu 27 persen untuk area konservasi dan 23% dikelola masyarakat setempat, infrastruktur, dan lain-lain.

Pengelolaan perkebunan terpadu tersebut menerapkan pendekatan “Ring Plantation” atau model penanaman melingkar/cincin. Hutan tanaman akasia yang produktif berada di bagian luar hutan konservasi agar menjadi zona penahan (buffer) untuk hutan konservasi yang berada di bagian tengah.

Pendekatan  tersebut dilakukan sebagai upaya melindungi hutan konservasi dari kemungkinan terjadinya pembalakan liar, perambahan dan degradasi sekaligus berfungsi untuk melestarikan satwa liar yang hidup di dalamnya. Selain itu, memungkinkan penghasilan ekonomi serta membuka kesempatan kerja untuk mendukung penghidupan masyarakat setempat.

Mencapai Keseimbangan Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi

Dampak Sosial

Dalam upaya mengembangkan masyarakat, Grup APRIL menciptakan Sistem Pertanian Terpadu (IFS), program masyarakat petani serat, dan meluncurkan program Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Selain itu, juga memberikan memberikan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur untuk mengentaskan kemiskinan.

Dampak Lingkungan

APRIL merestorasi area hutan yang sebelumnya telah rusak oleh pihak lain. Di Semenanjung Kampar, terdapat proses pemulihan 400.000 hektar hutan bernilai konservasi tinggi. Grup APRIL mensponsori dana sebesar 17 juta dolar AS untuk membantu menjalankan program Restorasi Ekosistem Riau (RER).

Dampak Ekonomi

Grup APRIL berkontribusi siginifkan terhadap perkonomian lokal, daerah, dan nasional. Hasil studi yang dilakukan oleh Unit Penelitian Ekonomi dan Sosial Universitas Indonesia menunjukkan kontribusi APRIL terhadap pendapatan provinsi sebesar 2,29 kali lipat, 2,36 kali lipat pada pendapatan rumah tangga, dan menciptakan lebih dari 5.000 lapangan kerja.

APRIL terus berkomitmen melalui APRIL2030. Visi tantangan satu dekade tersebut terdiri dari empat komitmen dan 18 target.

Climate Positive (Iklim Positif)

Thriving Landscape (Lanskap yang Berkembang)

Inclusive Progress (Kemajuan Inklusif)

Sustainable Growth (Pertumbuhan yang Berkelanjutan)

Satu pemikiran pada “APRIL Mendukung “Green Economy” melalui “Ring Plantation”

Silakan meninggalkan jejak. Insya Alloh saya kunjungi balik^^

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.